Seorang Dokter Bunuh Diri karena Bullying, Begini Kata Unair

Jum'at, 04/09/2020 17:37 WIB
Ilustrasi dokter (harianhaluan)

Ilustrasi dokter (harianhaluan)

Surabaya, law-justice.co - Pihak Univeristas Airlangga (Unair) Surabaya akhirnya buka suara soal peristiwa bunuh diri seorang dokter muda berinisial AB. Dokter yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan menjalani praktik di RSU dr Soetomo itu diduga bunuh diri karena menjadi korban bullying.

Dokter PPDS berinisial AB ini diketahui meninggal, Sabtu (29/8/2020). Rektor Unair Prof Moh. Nasih pun menanggapi atas meninggalnya mahasiswa residensi tersebut.

"Kita tidak tahu, itu urusan rumah sakit (RSU dr Soetomo), yang bersangkutan itu baru tiga hari stase (Bekerja) di RS," kata Prof Nasih seperti dilansir detikcom, Jumat (4/9/2020).

Namun untuk laporan resminya, Nasih mengaku jika hal tersebut ditangani oleh RSU dr Soetomo sebagaimana tempat dari proses belajar mengajar. Namun, pihaknya langsung menerjunkan tim untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

"Secara otomatis kalau ada informasi, pasti ada proses tindak lanjut kan, jadi pasti ada. Tapi tampaknya mereka sedang bekerja jadi sehingga belum sempat melaporkan resmi tertulis detail peristiwanya gimana," jelasnya.

Namun untuk laporan resminya, Nasih mengaku jika hal tersebut ditangani oleh RSU dr Soetomo sebagaimana tempat dari proses belajar mengajar. Namun, pihaknya langsung menerjunkan tim untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

Sementara Humas RSU dr Soetomo Surabaya dr Pesta Parulian saat dikonfirmasi soal bunuh diri dokter PPDS menjelaskan jika RS mempunyai hak dan kewajiban untuk melindungi data pasien. Pihaknya juga tidak ada kewajiban untuk memberikan segala bentuk informasi dari pasien yang dirawat.

"Pasien punya hak dilindungi, RS melindungi segala macam bentuk informasi. Kami tidak akan memberikan klarifikasi apapun terkait pasien-pasien di RS. Kita menghormati pihak keluarga yang sedang berkabung," pungkasnya

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar