KAMI Sudah Menggema Hingga Amerika, KITA Sudah Sampai Mana?

Minggu, 23/08/2020 13:35 WIB
KAMI Sudah Menggema Hingga Amerika, KITA Sudah Sampai Mana? (realitarakyat).

KAMI Sudah Menggema Hingga Amerika, KITA Sudah Sampai Mana? (realitarakyat).

Jakarta, law-justice.co - Pasca resmi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dideklarasikan, selanjutnya muncul Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).

Hanya saja, berbeda dengan KITA, KAMI yang dimotori Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo cs sudah sampai ke Amerika.

Sedangkan KITA yang digawangi Maman Imanulhaq belum begitu terdengar suaranya.

KITA dideklarasikan sehari setelah deklarasi KAMI, Rabu (19/8/2020). Deklarasi KITA dilakukan di Gedung Juang, Jakarta Pusat.

Acara ini diisi tausyiah dan doa lintas iman oleh KH Abun Bunyamin dan Pendeta Jhoan Souhokua. Ditutup doa bersama Habib Syahdu Alidrus dan menyanyikan lagu Bendera Merah Putih oleh penyanyi Camelia Pandu winata.

Para deklarator KITA kebanyakan adalah relawan Jokowi-Ma`ruf Amin di Pilpres kemarin. Ada 75 perwakilan relawan yang hadir dalam acara itu. Maman Imanulhaq yang sebelumnya Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, didaulat para deklarator dan organ relawan sebagai koordinator KITA.

Menurut Maman, KITA lahir secara spontan. Bukan untuk menandingi KAMI.

"Bukan tandingan. Tapi sebagai politik kesadaran. Jangan terus menyulut dendam keterbelahan. Kita butuh kebersamaan," ujar Maman. "Tidak ada Kami, tidak ada Kamu. Yang ada KITA. KITA Indonesia," imbuhnya seperti melansir rmco.id, Minggu 23 Agustus 2020.

Politisi PKB itu menyebut, K dalam KITA yang merupakan singkatan dari kerapatan, dipakai para pemuda Indonesia tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda. Maknanya, dekat atau solid.

"KITA ingin merapatkan kembali komitmen kebangsaan kita," tutur dia.

KITA, lanjutnya, berorientasi untuk koalisi independen yang berupaya menyemai, mengembangkan, dan melestarikan Tanah Air Indonesia sebagai bagian dari diri, identitas dan masa depan bersama. Maman sendiri menyatakan tak ada masalah dengan kehadiran KAMI.

"KITA hormati para tokoh yang mendeklarasikan KAMI," ucap Maman.

Tapi dia mengingatkan, dalam kondisi pandemi seperti ini, dibutuhkan kerjasama semua pihak. Kalaupun mau mengkritik, harus konstruktif dan argumentatif. Bukan kritik yang sentimen yang terkesan menyerang personal.

"Kita ingin para tokoh bangsa ini berjiwa negarawan, bukan yang haus kekuasaan," imbaunya.

Maman mengklaim KITA didukung pesantren dan habib. Juga beberapa politisi yang tidak mengatasnamakan parpol, serta budayawan.

"Sekali lagi ini gerakan moral. Gerakan kebudayaan," beber Maman.

Sejauh ini, lanjut Maman, sudah mulai ada deklarasi KITA di beberapa daerah. Salah satunya, Sumbar. Rencananya, KITA sebagai gerakan moral akan terus melakukan silaturahmi kepada tokoh bangsa, lembaga negara, partai politik dan ke daerah-daerah.

Deklarasi Gerakan KITA mendapatkan respons dari Ketua Panitia KAMI, Ahmad Yani. Ia memandang KITA menjadi social society yang bukan bertujuan untuk mengontrol kekuasaan. Namun, untuk menjadi saingan gerakan sosial lainnya.

"Seharusnya civil society itu adalah mengontrol kekuasaan, bukan sesama civil society," ujar Ahmad Yani.

Sekalipun begitu, dia tak keberatan dengan munculnya KITA. Yani justri mengajak KITA untuk sama-sama menilai kondisi bangsa saat ini. Yang berbeda dari kedua gerakan ini, adalah deklarasi dukungannya.

Kalau KITA baru sebatas Sumbar, KAMI sudah sampai ke luar negeri. Di antaranya Selandia Baru dan Amerika Serikat. Kemarin sore, KAMI dideklarasikan secara virtual di Melbourne, Australia.

"Berikutnya Taiwan, Swiss, Qatar, Eropa," tuturnya.

Meski telah dideklarasikan di beberapa tempat, Yani menegaskan KAMI tak akan menjadi ormas. Apa lagi, parpol. Dia mengingatkan KAMI dibentuk sebagai gerakan moral dan intelektual yang hadir untuk mengawal kebijakan pemerintah.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar