PMI Siapkan Seribu Kantong Darah Bantu Korban Ledakan di Beirut

Kamis, 06/08/2020 03:36 WIB
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (Foto: Akurat.co)

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (Foto: Akurat.co)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla mengatakan pihaknya akan membantu korban ledakan yang mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020). Sebanyak 500 hingga 1.000 kantong darah disiapkan untuk para warga Beirut yang menjadi korban ledakan.

"PMI dalam satu dua hari ini akan mengumpulkan 500 hingga 1.000 kantong darah," ujar Jusuf Kalla, dikutip dari Merdeka.com, Kamis (6/8/2020).

Selain akan mengirimkan kantong darah, PMI juga menerima pendonor yang ingin menyumbangkan darahnya bagi para korban ledakan Beirut di masing masing UTD setiap Propinsi di Indonesia.

Sekjen PMI Pusat Sudirman Said menambahkan, pihaknya membuka kepada para pendonor yang ingin berpartisipasi.

"Dipersilakan untuk datang ke Unit Transfusi Darah (UTD) di masing masing Propinsi diseluruh Indonesia," kata Sudirman Said.

Sebelumnya, Presiden Libanon Michel Aoun menyerukan pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu dan mengatakan keadaan darurat selama dua minggu harus dilakukan, menyusul ledakan besar di Beirut yang menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai 4.000 lainnya.

Ledakan pada Selasa (4/7/2020) mengirim gelombang kejut ke seluruh kota, menyebabkan kerusakan luas hingga pinggiran ibukota. Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah, sementara para petugas menggali reruntuhan untuk mencari para korban.

Gubernur kota Beirut Marwan Abboud mengatakan setidaknya 300.000 orang kehilangan rumah dan pihak berwenang sedang berupaya menyediakan makanan, air, dan tempat tinggal bagi mereka.

Penyebab ledakan itu belum sepenuhnya jelas. Namun para pejabat menghubungkan ledakan itu dengan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disita yang disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun.

Aoun mengumpulkan Dewan Pertahanan Tinggi negara itu setelah ledakan, dan Perdana Menteri Hassan Diab meminta hari berkabung pada hari Rabu.

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar