Putri Bruce Lee Kecam Trump Karena Sebut Covid-19: `Kung Flu`

Rabu, 01/07/2020 21:50 WIB
Shannon Lee, putri aktor kung fu legendaris Bruce Lee (NBC News)

Shannon Lee, putri aktor kung fu legendaris Bruce Lee (NBC News)

law-justice.co - Shannon Lee, putri seniman bela diri legendaris dan ikon budaya pop Bruce Lee, mengecam penggunaan istilah "kung flu" oleh Presiden Donald Trump sebagai sebutan untuk COVID-19. Dia menjelaskan filosofi kungfu untuk meluruskan penghinaan tersebut. 

Lee, yang secara teratur menulis dan berbicara tentang filosofi ayahnya, mengatakan kepada NBC Asia Amerika bahwa retorika rasis presiden bertentangan dengan semangat sebenarnya dari praktik kung fu serta ajaran-ajaran ayahnya. Trump menggunakan istilah itu saat kampanye di Tulsa, Oklahoma, pekan lalu setelah bercanda bahwa virus corona memiliki lebih banyak nama daripada penyakit apa pun dalam sejarah.

“Saya bisa menyebutnya `kung flu’, saya bisa menyebutkan 19 versi nama lain yang berbeda,” kata Trump. 

Terlepas dari reaksi keras dari komunitas Asia-Amerika, presiden mengucapkan kalimat itu lagi hanya beberapa hari kemudian, di depan kerumunan di Dream City Church di Phoenix sementara para pendukungnya meneriakkan istilah itu sebagai semacam seruan. 

Banyak pejabat juga menyebarkan kata-kata Trump, seperti sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany dan penasihat Gedung Putih Kellyanne Conway. 

Buzz Patterson, seorang kandidat dari Partai Republik yang mencalonkan diri untuk kursi DPR di California, bahkan bertanya secara retoris, "Jika‘ kung flu ’adalah rasis, apakah itu membuat Bruce Lee dan kung fu film rasis?"

“Mengatakan `kung flu` dalam beberapa hal ibarat seseorang meletakkan jari di sudut mata mereka dan menariknya keluar untuk mewakili orang Asia,” kata Shannon Lee. “Ini lelucon dengan mengorbankan budaya dan manusia. Itu sangat rasis, khususnya dalam konteks zaman karena itu membuat orang tidak aman,” lanjut Lee.

Dia juga mengomentari apa yang dikatakan Patterson, “Ayah saya berperang melawan rasisme dalam film-filmnya, secara harfiah."

Lee menjelaskan, dalam bahasa Cina, istilah "kung fu" mengarah pada disiplin atau keterampilan yang dicapai melalui kerja keras dan latihan. Mengacu pada seni bela diri Tiongkok, dia mencatat kung fu adalah tradisi berabad-abad yang didasarkan pada ketabahan dan keberanian.

Mengingat serangan kebencian dan kekerasan yang bertepatan dengan penggunaan istilah-istilah seperti "kung flu" dan "virus Cina," Lee mengatakan dia merasa bahasa itu meresahkan. 

"Dari sudut pandang seni bela diri yang sangat murni, saya pikir itu tidak pantas karena sangat bertentangan dengan gagasan kungfu. Kung fu ada untuk membangun kekuatan batin,” kata Lee. (NBC News)

(Liesl Sutrisno\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar