Rizal Ramli & Fadli Zon Geram Kedubes China Rendahkan Pekerja RI

Kamis, 25/06/2020 14:43 WIB
Fadli Zon dan Rizal Ramli. (tribun)

Fadli Zon dan Rizal Ramli. (tribun)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengaku geram dengan pernyataan pihak Kedutaan Besar China di Indonesia.

Seperti diketahui Konselor Bidang Ekonomi dan Bisnis Kedubes China untuk Indonesia, Wang Liping mengatakan di lapangan, pekerja China kebanyakan merupakan pekerja dengan kompetensi tinggi makanya mendapatkan gaji besar. Sementara pekerja lokal, cuma pekerja biasa.

Penyataan ini menurut Fadli Zon adalah sebuah bentuk penghinaan yang merendahkan pekerja Indonesia.

"Tak pakai diplomasi, suara dr Kedubes RRC ini sangat merendahkan pekerja Indonesia." kicaunya di twitter.

Senada dengan Fadli, Ekonom Senior, Rizal Ramli juga merespon pernyataan Konselor Bidang Ekonomi dan Bisnis Kedubes China untuk Indonesia, Wang Liping tersebut.

Dia menyayangkan pernyataan itu bisa dikeluarkan oleh seorang pejabat kedutaan besar dan menilai pernytaan itu sebuah tindakan kurang ajar.

"Pernyataan ini tidak sepenuhmya benar dan agak kurang ajar dari seorang Dubes. Kok segitu beraninya ?" kicaunya di twitter.

Sebelumnya, Konselor Bidang Ekonomi dan Bisnis Kedubes China untuk Indonesia, Wang Liping menjelaska kenapa gaji tenaga kerja asing China yang bekerja di Indonesia dinilai lebih besar dibanding tenaga kerja lokal.

Kata dia, sebetulnya perusahaan China menggaji karyawannya sesuai dengan kompetensi pekerja itu sendiri, dilihat dari kontribusi dan produktivitasnya juga.

Menurut dia, dalam menentukan upah, perusahaan China di Indonesia tidak melihat latar belakang kebangsaan.

Dia menjelaskan, di lapangan, pekerja China kebanyakan merupakan pekerja dengan kompetensi tinggi makanya mendapatkan gaji besar. Sementara pekerja lokal, cuma pekerja biasa.

"Pekerja Tiongkok kebanyakan merupakan pekerja terampil dan manajemen teknis, sementara pekerja lokal kebanyakan kurang terampil dan cuma pekerja biasa, maka gaji pekerja Tiongkok lebih tinggi," katanya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar