"RR malah happy-happy saja. Karena RR menolak tawaran @jokowi untuk mau jadi Menko Maritim 3x di istana Bogor bulan Agustus 2015. Baru setelah Jokowi minta tolong dengan sangat, RR ok. Tapi ternyata Jokowi lemah, atas tekanan taipan reklamasi & Peng-Peng, RR dipecat bersyukur karena jokowi memble," tulis Rizal.
"Karena (Indonesia kini) hanya follower Beijing. Setelah si "itu", kita akan ubah RI nomor satu di ASEAN," tandasnya.
Kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal pajak dikritik oleh Ekonom senior Rizal Ramli karena dinilai lebih memihak kepada orang kaya. Dia mengaku sudah memprediksi bahwa disparitas antara orang kaya dan miskin di Indonesia semakin besar di tengah pandemi COVID-19.
“Sistem pajak yang berlebihan (excessive), tidak effisien dan tidak adil yang memberatkan kehidupan rakyat jadi salah satu penyebab utama Revolusi Perancis, Amerika, India dan banyak negara lain,” ujarnya.
Sejumlah tokoh ikut merespon tuduhan yang dilakukan oleh Gerakan Anti Radikalisme Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR-ITB) yang menyebut Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal. Salah satunya adalah Rizal ramli yang mengaku geram dengan tuduhan tersebut.
“Akhirnya kepepet, Menkeu Terbalik, Sing Printil, akhirnya pajakin rakyat kecil yang pakai token listrik dan pulsa,” tuturnya.
“Semakin otoriter jatuhnya menyakitkan gitu lho,” tegas Rizal Ramli.
"Ajaran Islam yang tidak dianggap radikal adalah wakaf dan haji. Karena ada dananya yang bisa dipakai untuk insfratruktur," ucapnya.
"Islam-Phobia (Islamfobia) digencarkan, tapi ketika kesulitan keuangan, merayu dan memanfaatkan dana umat, wakaf dan dana haji. Kontradiktif amat sih..," kata tokoh bangsa ini di akun Twitter miliknya @RamliRizal, Rabu (27/1).
"Itu cuma angin sorga. Tahun ini tidak mungkin ekonomi Indonesia pulih sampai 5,5 persen. Kok bisa covid masih naik masih meningkat udah janjiin angin sorga 5,5 persen,"