Bukan Juni, Akademisi Singapura Sebut Indonesia Bebas Corona Bulan Ini

Sabtu, 02/05/2020 05:49 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (minews.id)

Ilustrasi Virus Corona. (minews.id)

Jakarta, law-justice.co - Akademisi Singapura dari Singapore University of Technology and Design (SUTD) mengeluarkan proyek penelitian independen untuk memprediksi waktu berakhirnya Covid-19 di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Prediksi tersebut ditampilkan lewat situs Laboratorium Inovasi Berbasis Data SUTD, yang secara berkelanjutan menyampaikan pemantauan prediktif mengenai pekembangan kasus Covid-19.

Perhitungan mereka didasarkan model SIR, singkatan dari susceptible, infected, recovered (rentan, terinfeksi, sembuh), yang diregresi dengan data harian yang diperbarui dari negara-negara berbeda untuk memperkirakan siklus hidup pandemi dan memprediksi kapan pandemi berakhir di setiap negara dan dunia. Pada tingkat global atau dunia, situs SUTD memprediksi sekitar 97% Covid-19 berakhir sekitar 31 Mei dan 100% berakhir sekitar 4 Desember.

Namun, prediksi berbeda untuk setiap negara. Untuk Indonesia, berdarkan perhitungan sampai Kamis (30/4/2020), SUTD memprediksi Covid-19 akan berakhir 97% sekitar 6 Juni, sedangkan berakhir 100% sekitar 5 September.

Untuk Singapura sendiri, SUTD membuat estimasi 97% berakhir sekitar 12 Mei dan 100% sekitar 28 Juni. Amerika Serikat (AS) diprediksi 97% berakhir 18 Mei dan 100% berakhir sekitar 20 September.

Model SIR memakai kode-kode matematika dari Milan Batista dan mengambil data dari Our World in Data, yaitu organisasi penelitian yang menyelidiki masalah-masalah terbesar di dunia. Namun, SUTD memperingatkan prediksi itu bisa berubah sesuai perubahan skenario dunia sebenarnya dan akan terus diperbarui seiring waktu.

SUTD juga mengeluarkan sanggahan (disclaimer) bahwa prediksi tersebut “hanya benar-benar” untuk tujuan pendidikan dan penelitian, serta sangat mungkin mengandung kesalahan. Model dan data tidak akurat untuk realitas yang kompleks, berkembang, dan heterogen dari negara-negara yang berbeda.

“Prediksi pada dasarnya tidak pasti. Para pembaca harus membaca prediksi apa pun dengan hati-hati. Optimisme berlebihan berdasarkan beberapa prediksi kapan berakhir akan berbahaya karena bisa melonggarkan disiplin kita dan kontrol, serta menyebabkan perubahan haluan virus dan infeksi, dan harus dihindari,” tandas SUTD lewat situsnya. (beritasatu)

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar