Biar Paham, Begini Cara Kerja Rapid Test

Sabtu, 28/03/2020 06:07 WIB
Ilustrasi Rapid Test. (Tempo.co)

Ilustrasi Rapid Test. (Tempo.co)

Jakarta, law-justice.co - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) sepakat bahwa tes cepat (rapid test) Covid-19 merupakan langkah penting yang harus dilakukan untuk deteksi dini infeksi virus Corona.

Meski demikian, Dekan FK UI Ari Fahrial Syam mengingatkan, hasil rapid test dengan sampel darah ini tidak sepenuhnya akurat, sehingga harus dikonfirmasi lagi dengan metode tes PCR.

"Sekali lagi ini yang dilihat adalah antibodinya. Ini konsepnya, bagaimana ia bekerja, jadi ada sampel darah masuk, kemudian sampel itu diserap. Jadi kalau memang dalam darah ini mengandung antibodi, maka dia akan bereaksi dan [menunjukan hasil] positif," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (27/03/2020).

Pada test kit tersebut, terdapat 3 keterangan yang bertuliskan C, IgG, dan IgM. "Kalau ada garis di C saja itu [artinya] negatif [Covid-19]. Kalau ada garis di C dan IgG atau IgM itu positif. kalau gak ada garis di C itu invalid," kata Ari.

Untuk itu, tambah Ari, hasil rapid test ini akan sangat bergantung pada tahapan perjalanan infeksi virus Corona dalam tubuh manusia. "Jadi di awal ada asymptomatic (tidak ada gejala). Pada keadaan asymptomatic ini, belum terdeteksi immunoglobulinnya," jelasnya.

Tahapan selanjutnya yaitu ketika gejala Covid-19 mulai terlihat. Pada tahap ini, test kit akan menunjukkan garis di samping keterangan C dan IgM, yang berarti sedang di dalam tahap awal infeksi virus.

Selanjutnya, jika garis yang muncul pada test kit berada di sebelah keterangan C, IgG dan IgM, maka menunjukkan antibodi sedang dalam fase aktif. Sedangkan, ketika gejalanya mulai berkurang dan kondisi tubuh mulai membaik, kemungkinan garis yang akan muncul pada test kit berada di sebelah keterangan C dan IgG.

"Jadi meski negatif, tapi kita pernah kontak [dengan suspect atau pasien positif Covid-19], tetap belum aman. Bisa saja virus sudah masuk tapi belum ada gejala dan belum ada antibodi. Oleh karena itu tetap harus isolasi dulu," paparnya.

Selain itu, Ari menghimbau masyrakat Indonesia agar tidak sembarangan membeli test kit yang diperjualbelikan secara online.

"Kita harus hati-hati, saya sudah lihat di online ada puluhan rapid test. Repotnya gini, ketika kita menggunakan rapid test yang tidak valid, ketika hasilnya negatif, akhirnya yakin dia gak positif," ucapnya.(cnbcindonesia)

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar