Makin Parah, Korban Covid-19 di Amerika Bisa Jadi Terbanyak di Dunia

Kamis, 26/03/2020 13:27 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (NYpost)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (NYpost)

Jakarta, law-justice.co - Kondisi Amerika Serikat semakin memburuk, negara adi kuasa ini telah menjelma menjadi pusat penyebaran Virus Corona atau COVID-19. Hal itu didasari jumlah penderita corona yang telah meledak tinggi, saat ini Amerika sudah menempati urutan ketiga sebagai negara dengan jumlah penderita terbanyak dunia.

Berdasarkan data terbaru yang disiarkan CSSE Johns Hopkins University, Rabu 25 Maret 2020, jumlah penderita positif corona di Amerika telah mencapai angka 55.225 jiwa.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, jumlah warga Amerika yang meninggal dunia akibat corona sudah mendekati angka seribu, total saat ini sudah sebanyak 801 orang meninggal dunia.

Pasien corona meninggal dunia terbanyak ditemukan di New York City, di kota ini 192 pasien corona meninggal dunia, diikuti Washington dengan total 94 jiwa. Sementara sejak wabah corona menyerang, Amerika baru mampu menyembuhkan 354 penderita saja.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO sudah memperingatkan Amerika untuk mewaspadai kondisi yang semakin memburuk. WHO memprediksi Amerika bakal bisa menggantikan China sebagai negara terparah dan terbanyak korban corona.

China sendiri saat ini masih menjadi negara dengan jumlah penderita corona terbanyak dengan total 81.591. Hanya saja China berhasil menyembuhkan sebanyak 73.280 penderita walaupun tercatat ada 3.281 jiwa meninggal di negeri panda itu.

Sementara itu, Italia juga belum mampu meredam serangan corona, negara ini masih menduduki peringkat kedua dengan total penderita 69.176 orang. Dan Italia memegang rekor jumlah penderita meninggal terbanyak dengan jumlah 6.820 jiwa dan baru berhasil memulihkan 8.326 jiwa.

Perlu diketahui, sebenarnya China sudah memprediksi angka penderita corona di Amerika mencapai 34 juta jiwa dan 20 ribu orang meninggal dunia. Namun, Amerika tak mengakui hal itu.

Prediksi China didasari laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dari Badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat atau CDC tentang terjadinya salah diagnosa. China menyebut corona sudah menyerang Amerika jauh sebelum corona menyerang Kota Wuhan. Hanya saja Amerika mendiagnosa sebagai penyakit flu biasa.(viva.co)

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar