Karena Hal Ini, Kak Seto Minta Pelajar Bunuh Bocah Tak Dipenjara

Rabu, 11/03/2020 17:48 WIB
Kak Seto (harapanrakyat)

Kak Seto (harapanrakyat)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kak Seto mengungkapkan permintaannya untuk kasus siswi SMP yang membunuh bocah 6 tahun dengan sadis. Dia meminta kepada kepolisian agar tak memenjarakan NF, pelakunya yang masih duduk di bangku SMP.

Kak Seto yakin NF masih dapat berubah. Pemilik nama lengkap Seto Mulyadi ini juga sempat menyampaikan permintaannya untuk siswi SMP tersebut.

Berbeda dengan permintaan orangtua korban, Kak Seto justru meminta agar NF tidak dipenjara. Pria yang kerap menangani masalah anak ini mengaku bahwa apa yang dilakukan NF adalah akibat dari lingkungan tempat tinggalnya.

Oleh sebab itu Kak Seto menyarankan agar NF tidak dipenjara melainkan direhabilitasi.

“Kami apresiasi kepolisian. Tapi diimbau untuk tidak menahan pelaku, melainkan memberikan rehabilitasi,” ucapnya.

Rehabilitasi, menurut Kak Seto, diperlukan agar perilaku NF bisa berubah. Ia juga menjelaskan, aksi kekerasan oleh anak-anak dipengaruhi lingkungan tempat tinggalnya.

Seperti kurangnya pengawasan orang tua, membiarkan anak menyaksikan kekerasan hingga mencontoh.

“Anak bisa melakukan kekerasan hingga menelan korban jiwa diduga karena kurangnya pengawasan orang tua,” tegasnya.

Apa yang disampaikan oleh Kak Seto berbeda dengan permintaan Kartono, ayah korban yang menginginkan NF dihukum sebeart mungkin.

"Saya penginnya pelaku dihukum seberat-beratnya, kalau bisa hukuman mati lah," kata Kartono.

Ia pun menuturkan tak menaruh curiga sama sekali pada NF.
Pasalnya, anaknya sering bermain ke rumah NF untuk bermain dengan adik NF.

"Kalau akrab kan dia (APA) main sama adiknya (NF). Kalau enggak ada, dia enggak ajak main juga gitu, kalau ada ya main. Enggak melihat ada yang aneh, udah main biasa lama juga," tuturnya.

"Saya enggak sangka, anak saya di situ sudah lama bertetangga. Sudah lama. Biasa (APA) main dengan adiknya umur 4 tahun," imbuh dia.

Kartono mengungkapkan sang anak semasa hidupnya suka mengaji dan mengenakan baju muslim lengkap beserta kerudungnya.

"Anak saya ini nurut banget orangnya. Suka ngaji, paling demen pakai baju muslim pakai kerudung. Tapi saya ikhlas," ucapnya.

Meski sudah mengikhlaskan kepergian APA, Kartono masih tak habis pikir dengan kejadian yang menimpanya.

"Saya nggak habis pikir bisa setega itu sampai makan nyawa anak kecil gitu, yang saya pikirin itu anak kecil kok ya sampai begitu," katanya.

Terkait pengaruh lingkungan, kepada pihak kepolisian, NF mengaku ia tidak suka atas perceraian orang tuanya. Diketahui, ayah ibu NF bercerai dan kini masing-masing telah menikah lagi.

NF sendiri selama ini tinggal bersama ayah, ibu tiri, dan adik tirinya. Meski mengaku tak membenci, NF mengungkapkan ia tidak suka orang tuanya bercerai.

Pasalnya, ia merasa tak lagi dipedulikan oleh sang ayah dan ibu.

"Kalau yang saya tanyakan langsung `adakah yang kamu benci di rumah sekarang ini`, antara orang tua bapaknya atau ibu tiri. Dia bilang tidak ada. Kepada adiknya tidak juga," terang Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto, dilansir YouTube metrotvnews yang dikutip Tribunnews.

"Memang dia agak sedikit tidak suka kepada orang tua kandungnya, karena merasa ditinggal sama orang tua kandungnya," tambahnya.

Lebih lanjut, Heru menyebutkan NF mengaku memelihara kucing. Meski begitu, kucing NF dibuang oleh ibu tiri lantaran rumah mereka terlalu sempit.

"Jadi interogasi kemarin memang ada kita tanya `apakah kamu menyayangi binatang`, ada salah satunya kucing."

"Sekarang dia bilang tidak ada karena dibuang sama ibu tirinya," jelas Heru.

"Rumahnya sangat kecil dan sempit, kadang-kadang ibunya tidak suka, terus dibuang," imbuh dia.(Tribunnews)

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar