Curhat Ayah Bocah 6 Tahun,Korban Pembunuhan Pelajar SMP di Sawah Besar

Selasa, 10/03/2020 21:24 WIB
Kartono, ayah dari bocah 6 tahun yang jadi korban pembunuhan pelajar SMP (Tribunnews)

Kartono, ayah dari bocah 6 tahun yang jadi korban pembunuhan pelajar SMP (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Kartono tampak begitu syok pasca kematian sang putrinya, APA (6) yang dibunuh oleh NF, pelajar SMP. Ditengah kesedihannya, Kartono bercerita soal keseharian putrinya yang sering bermain di rumah pelaku.

Diakui Kartono, keluarganya dengan keluarga pelaku sudah akrab seperti saudara. Bahkan menurut Kartono, putrinya sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ibu tiri pelaku. Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan yang dilakukan siswi SMP terhadap bocah 6 tahun menggegerkan publik. Peristiwa keji tersebut terjadi di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan, cara yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban terbilang sadis. Pelaku, NF tega menenggelambakan korban di bak mandi hingga tewas.

Pelaku pun langsung mengikat korban berinisial APA dan menyembunyikannya di dalam lemari pakaian di kamarnya.
Kasus pembunuhan oleh siswi SMP ini pun kini tengah diproses pihak kepolisian Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Dilansir dari tayangan Kompas TV, Senin (9/3/2020), Kartono mengungkap bahwa anaknya memang setiap hari bermain di rumah pelaku. Dalam keseharian, Kartono tidak melihat ada gelagat aneh dari pelaku.

"Bermain sering, tiap hari main di situ, kesehariannya juga biasa aja sih. Jadi kita enggak pernah terlintas pikiran jelek," kata Kartono.

Ketika bermain bersama, Kartono pun tak curiga dengan sosok pelaku. Bahkan diakui Kartono, keluarganya dengan keluarga pelaku sudah dekat, seperti saudara.

"Memang benar-benar seperti saudara sih. Soalnya dari ibu pelaku aja tuh baik sama anak saya, seperti anak sendiri," ungkap Kartono.

Karenanya ketika tahu putrinya dibunuh oleh NF, Kartono tampak terkejut. Pasca kejadian sadis tersebut, Kartono mengaku sudah bertemu dengan orangtua kandung pelaku.

Selama ini, pelaku diketahui tinggal dengan ayah kandung dan ibu tirinya. Diakui Kartono, ia sudah bertemu dengan ibu kandung pelaku saat di Polres.

"Kalau Bapak kandungnya saya belum ketemu, kalau ibu kandungnya saya bertemu di Polres," imbuh Kartono.

Saat bertemu di Polres, Kartono pun mengurai ucapan dari ibu kandung pelaku. Ibu kandung pelaku mengurai permintaan kepada keluarga korban, yakni permintaan maaf.

"Yang diungkapkan ibu pelaku itu ya minta maaf," ucap Kartono.

Mendengar permintaa tersebut, Kartono pun memberikan respon bijak. Diakui Kartono, ia sudah memaafkan perbuatan pelaku.

Namun untuk kasus pembunuhan yang dialami putrinya, Kartono ingin agar proses hukum tetap berjalan.

"Untuk permintaan maaf, kita maafin dari ibu pelaku itu. Tapi kalau masalah pelaku, saya minta tetap ada hukumannya, diproses," ungkap Kartono dengan wajah serius.

Kronologi Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan, cara yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban terbilang sadis. Pelaku pun langsung mengikat korban berinisial APA dan menyembunyikannya di dalam lemari pakaian di kamarnya.

"Awalnya mau dibuang, tapi karena sudah menjelang sore akhirnya disimpan di dalam lemari," ujarnya usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Jumat (6/3/2020).

Peristiwa pembunuhan ini sendiri terjadi pada Kamis (6/3/2020) sore sekira pukul 17.00 WIB.

"Besok paginya tersangka ini akan membuang tapi bagaimana caranya dia bingung. Akhirnya dia berangkat ke sekolah pakai seragam," kata Heru.

Namun, bukannya sampai di sekolah, NF ditengah jalan malah menuju Polsek Metro Tamansari untuk menyerahkan diri. Dihadapan pihak kepolisian, pelaku mengaku telah membunuh temannya itu yang masih berusia 6 tahun.

"Ditengah jalan dia tidak sekolah dan berganti pakaian preman yang sudah disiapkan dan pada saat itu dia melaporkan diri," tuturnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Heru menyebut, pelaku terinspirasi adegan di film pembunuhan yang sempat ditontonnya.

"Tersangka melakukan dengan kesadaran dan dia terinspirasi kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia terinspirasi oleh film," ucapnya.

Meski demikian, Heru mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan soal motif pelaku melakukan tindakan kejinya ini.

"Masih kita dalami, dari pengakuan dia pernah nonton setahun lalu. Tapi ini masih kita dalami karena ini unik," ucapnya.

Pelaku Tiba-tiba Datang ke Kantor Polisi Buat Pengakuan

Jajaran kepolisian sektor Taman Sari dibuat kaget dengan kedatangan seorang remaja wanita berusia 15 tahun. Pasalnya, remaja berinisial NF itu mendatangi kantor polisi untuk menyerahkan diri.

Di hadapan polisi, ia mengaku telah membunuh temannya berinisial APA yang masih berusia 6 tahun. Adapun peristiwa pembunuhan ini dilakukan di rumah tersangka yang berada di Kelurahan Karang Anyar, Taman Sari, Jakarta Pusat.

"Awalnya dia mau berangkat ke sekolah pakai seragam, tapi di tengah jalan dia berganti pakaian dan melaporkan diri bahwa telah melakukan pembunuhan," ucap Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto, Jumat (6/3/2020).

Pihak kepolisian sektor Taman Sari pun langsung berkoordinasi dengan Polsek Sawah Besar untuk melakukan pengecek ke lokasi. Benar saja, saat dilakukan pemeriksaan, polisi menemukan korban dalam kondisi terikat terbujur kaku di dalam lemari pakaian tersangka.

"Setelah kami melakukan pengecekan, pak Kapolsek (Sawah Besar) dan benar di dalam lemari itu ada sosok mayat," ujarnya.

Dalam pengakuannya kepada polisi, pelaku mengaku pembunuhannya ini terinspirasi dari adegan-adegan yang ada di film Chucky dan Slender Man. Tak hanya itu, ketika ditanya, pelaku mengaku puas sudah membunuh bocah 6 tahun yang merupakan tetangganya sendiri.

"Ditanyakan oleh penyidik, `bagaimana perasaannya setelah kejadian ini`, satu yang paling gampang dan dikatakan (Saya puas)," kata Kombes Pol Yusri Yunus di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).

"(Saya puas). Iya, berulang kali dengan tenang dia jawab begitu," tambah Yusri.

Tokoh Chucky dan Slender Man ini pun banyak digambar oleh pelaku siswi SMP ini dalam buku hariannya. Yusri juga menduga NF melakukan pembunuhan tersebut karena terinspirasi hobi dari film horor dan kekerasan yang ia tonton.

"Cuma satu yang ingin saya sampaikan di sini, bahwa pengakuan si pelaku ini suka menonton film horor," kata Yusri Yunus, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).

"Bahkan ada film Chucky, itu hobinya. Salah satu tokoh favoritnya, ( Slender Man), ini kisah tentang film kekerasan dan horor," tambah Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro, pada kesempatan yang sama.

Tak hanya itu, NF siswi SMP ini pun banyak menuliskan curhatannya lewat buku harian yang disita polisi ada 13 lembar.(Tribunnews)

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar