Dampak Virus Corona, Angkasa Pura I Rugi Rp 207 Miliar

Minggu, 08/03/2020 20:45 WIB
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Instagram/@Garuda.Indonesia)

Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Instagram/@Garuda.Indonesia)

law-justice.co - Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menyampaikan dampak finansial dari adanya pembatalan penerbangan di 15 bandara yang di kelolanya selama priode Januari-Februari Sebesar Rp 207 Miliyar. Hal ini merupakan dampak dari adanya Virus Corona yang masuk ke Indonesia.

“Dari hitungan kita sejak Januari - Februari ini, kalau dihitung lost opportunity dari dihentikannya penerbangan baik domestic atau penerbangan internasional itu, sudah 207Milyar. Artinya rata-rata hampir 100M perbulan,” ujar Faik Fahmi di Gedung BUMN, Jumat (6/3/2020).

Jumlah kerugian tersebut diperkirakan akan semakin bertambah seiring banyaknya cancel flight baik dari domestik ataupun internasional.

“Secara total flight cancel itu 12.703 dan kemungkinan kecendrungan ini akan semakin meningkat, karena beberapa airlines asing juga sudah memberikan notif untuk menghentikan sementara penerbangan mereka seperti yang sudah kita dapat secara resmi adalah dari Viet jet,” ujarnya.

Ia menjelaskan untuk periode Januari – februari ini semua penerbangan yang beroperasi di bandara AP 1 ada sekitar 11.680 penerbangan domestik sekita 1.023 penerbangan internasional.

Faik menambahkan jika AP 1 mengelola 15 bandara. Dengan adanya virus corona ini dampak paling besar terdapat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Dan pada sejak awal kejadian virus corona ini, jelasnya, ada kebijakan untuk memastikan sebanyak 35 penerbangan dari 22 kota, China Menten ke Bali dibatalkan dalam satu harinya. 22 kota tersebut sudah termasuk Wuhan.

Dari penerbangan itu, ada 6.800 penumpang dalam satu harinya. Jadi, dampaknya terus saja signifikan.

“Kita sudah menghitung dampak dalam financial lost opportunity dari 35 penerbangan perhari, yang ad di Bali yang di cancel dari penerbangan China Menten itu sekitar 48 milyar,” terangnya.

Selain itu, Faik menambahkan kerugian itu belum termasuk hitungan kerugian daei non aero bisnis dalam bentuk restoran dan ritel yang dikelola AP I.

“Itu belum kami hitung kalo penumpang atau pengunjung yang kebandara berkurang tentunya yang belanja juga akan berkurang,” pungkas dia.

(Lili Handayani\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar