Sebut Agama Musuh Pancasila, PA 212: Bukti Bobroknya Rezim Jokowi

Kamis, 13/02/2020 18:47 WIB
Jaket Denim Jokowi (Ist)

Jaket Denim Jokowi (Ist)

Jakarta, law-justice.co - Pelantikan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi berujung heboh. Sebab, tak lama setelah dilantik, Yudian langsung menyampaikan pernyataan yang mengundang protes dari berbagai pihak.

Salah stunya adalah Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang menyampaikan kritik keras kepada Jokowi. bahkan PA 212 mendesak Jokowi agar segera bubarkan BPIP.

"Bertambah bukti bobroknya ini rezim, orang yang yang enggak ngerti esensi Pancasila jadi Ketua BPIP. Ayo bubarkan saja BPIP atau negara makin hancur," kata Ketua Alumni PA 212 Ustaz Slamet Maarif di Jakarta, Kamis (13/2/2020) seperti dikutip dari wartaekonomi.

Ia menjelaskan bahwa Pancasila itu warisan ulama dan agama adalah ruh dari Pancasila. Hal itu dibuktikan dengan sila pertama ketuhanan Yang Maha Esa.

"Musuh terbesar Pancasila itu yang menafsirkan Pancasila sesuai seleranya. Jadi ketua BPIP itu sesungguhnya musuh dari Pancasila karena mau membuang agama dari Pancasila. Umat Islam harus hati-hati komunisme akan dibangkitkan kembali," ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Alumni 212 Novel Bamukmin mengatakan, Kepala BPIP diduga kuat sudah kerasukan paham komunis dengan kedok Pancasila. Karena, lanjut dia, orang beragama pasti paham dengan asal mula atau lahirnya Pancasila.

"Kalau tidak ada agama maka tidak ada Pancasila, karena Pancasila itu semua silanya dari kandungan Alquran, kitab sucinya umat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin," kata Novel Bamukmin.

Dengan adanya agama, lanjut dia, Pancasila mulai bisa diterima keberadaannya. "Kecuali komunis, sangat alergi dengan Pancasila. Yang dipastikan, komunis jadi musuh terbesar Pancasila," katanya.

Saat ini, kata Novel, sudah banyak komunis yang ingin merawat Pancasila sesuai dengan kepentingannya. Karena, dia menyebut, di zaman Soekarno pun sudah ada Nasionalisme, Agama .dan Komunisme (Nasakom).

"Komunis yang anti-Tuhan bisa menerima Pancasila untuk dijadikan sebagai legitimasi paham komunisnya," ujarnya.

Begitu juga saat ini, dengan memakai Pancasila ingin menghidupkan komunis dengan gaya baru yang Pancasila sebagai perisainya untuk mengadu domba umat beragama.

"Makanya ucapan Kepala BPIP itu adalah diduga kuat sebagai provokator berdinas atas nama Istana demi melindungi cukong cukong komunis," tandas Novel.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar