Berjilbab Hitam, Masa Demo Tolak Parade Lintas Agama di Bandung

Senin, 03/02/2020 21:35 WIB
masa berjilbab hitam demo di bandung (Ayobandung)

masa berjilbab hitam demo di bandung (Ayobandung)

Bandung, law-justice.co - Parade budaya lintas Agama yang akan digelar di Bandung mendapat penolakan dari masa perempuan berjilbab hitam. Mereka lantas berdemonstrasi agar parade tersebut tidak terlaksana.

Mereka yang menamakan diri sebagai Forum Ormas Islam (Formasi) Jawa Barat itu menilai Parade budaya lintas agama yang rencananya akan digelar pada 15 Februari mendatang dinilai mengandung unsur pluralisme dan dapat mendangkalkan umat islam.

Salah satu peserta aksi dalam orasinya, Eka mengungkapkan umat Islam selalu diusikkan dengan hal-hal tidak diinginkan, pihaknya datang lagi untuk menuntut hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat islam.

“Saya tidak mengerti dengan pola pikir dengan pemerintahan teruntuk Menteri Agama, Pluralisme itu bahaya,” klaim Eka dalam orasi.

Namun tak hanya menyoal soal menolak Parade Budaya Lintas Agama. Poster yang mereka bawa merembet ke penolakan pembangunan gereja, pembangunan kampung toleransi, dan juga penolakan turis dan warga China. Sementara itu, Koordinator lapangan aksi Iwan Daryana akan terus mendesak Pemkot Bandung membatalkan Parade Budaya Lintas Agama.

“Kami sudah menyampaikan aspirasi kami penolakan acara 15 Februari, belum ada kesepakatan pasti," kata dia di tempat yang sama.

Seperti dikutip dari Laman Humas Pemkot Bandung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan menggelar Parade Kerukunan Lintas Agama `Kota Bandung Rumah Bersama, Milik Kita Bersama` pada 15 Februari 2020 mendatang.

Selain parade kendaraan hias, acara ini juga bakal dimerikankan dengan kuliner dan deklarasi bersama. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan (Kesra) Kota Bandung, Bambang Sukardi mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Bandung memelihara dan meningkatkan situasi Kota Bandung yang kondusif.

Selain itu, parade ini juga dalam rangka mewujudkan visi Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, Sejahtera, dan Agamis.

"Rangkaiannya dimulai dengan jalan bersama Wali Kota Bandung dengan Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat dari Hotel Savoy Homan ke Panggung Kehormatan. Kemudian ada atraksi kesenian, lalu defile dengan berbagai macam potensi keagamaan dan lima Kampung Toleransi," ungkap Bambang saat menjadi narasumber Bandung Menjawab di Ruang Media Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Selasa (21/1/2020) pekan lalu.

Bambang berharap, kegiatan tersebut menjadi pemicu untuk kegiatan wisata keagamaan di Kota Bandung. "Tidak hanya dalam membina kerukunan saja, tetapi bisa bersinergi terutama dengan program-program pariwisata. Mudah-mudahan bisa mendongkrak PAD (Pendapatan Asli Daerah) juga," harapnya.

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung, Ahmad Suherman mengatakan, dengan Parade Lintas Agama tersebut bisa membuktikan bahwa Kota Bandung memang kota yang toleran dan rukun."Kita bisa memperlihatkan inilah rukunnya dan tolerannya di Kota Bandung. Bahkan ada kolaborasi antara seni religi dengan budaya. Mudah-mudahan agenda seperti ini bisa diperdalam untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota religi dan kultur bagi wisatawan," tuturnya.

Sedangkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bandung, Yusuf Umar menyatakan kesiapannya mendukung sepenuhnya kegiatan tersebut. Pihaknya sudah menginstruksikan ke seluruh Kantor Urusan Agama untuk mengkoordinir peserta.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar