Natuna Makin Memanas, Patroli Ditingkatkan

Senin, 06/01/2020 12:45 WIB
Kapal China di perairan Natuna. (Dok. Dinas Penerangan Angkatan Laut). (CNNIndonesia.com).

Kapal China di perairan Natuna. (Dok. Dinas Penerangan Angkatan Laut). (CNNIndonesia.com).

Jakarta, law-justice.co - Menkopolhukam Mahfud MD telah memerintahkan TNI untuk meningkatkan patroli di perairan Natuna pasca adanya puluhan kapal asal China yang masuk.

Dilansir dari Okezone.com, Senin (6/1/2020), hal ini disampaikan Menkopolhukam Mahfud MD saat menghadiri Dies Natalis ke - 57 Universitas Brawijaya Malang.

"Ya dong sudah kita lakukan (patroli), sudah diputuskan patroli akan tingkatkan, kapal - kapal perang akan kita kerahkan ke sana," ujar Mahfud MD.

Menurutnya pengerahan kekuatan militer ini sebagai upaya menjaga kedaulatan wilayah Laut Natuna yang menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sudah siap - siap (pengerahan militer), sudah diumumkan. Ada yang sudah di sana. Apapun yang kita miliki harus kira gunakan menjaga kedaulatan kita," tegas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Mengenai efek bila akan terjadi ketegangan hingga konflik, Mahfud MD berujar pemerintah Indonesia tidak ingin mengambil jalan perang, melainkan hanya menjaga kedaulatan wilayah.

"Untuk menghalau, kita tidak berperang tapi menghalau untuk menjaga daerah kita sendiri," lanjutnya.

Pria asal Sampang ini juga menegaskan meski rentang terjadi konflik, tapi pemerintah memastikan tidak akan mau bernegosiasi mengenai posisi Laut Natuna yang mutlak menjadi wilayah Indonesia dari kesepakatan hukum laut internasional.

"Kita lihat sajalah nanti, pokoknya kita tidak mau negosiasi, kalau dia masuk kita usir," tukasnya.

Sebagai informasi, suhu di Laut Natuna sedang `hangat`, setelah kapal - kapal nelayan asal China memasuki Laut Natuna dengan pengawalan kapal penjaga pantai dan kapal Angkatan Laut China jenis fregat. Kapal - kapal asal China tersebut terdeteksi Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) memasuki wilayah Indonesia sejak 10 Desember 2019.

Puncaknya pada 23 Desember 2019 lalu puluhan kapal - kapal nelayan China yang dikawal kapal penjaga pantai dan kapal Angkatan Laut China kembali memasuki wilayah Laut Natuna tanpa izin.

(Arif Muhammad Ryan\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar