Ormas Islam RI Bantah Terima Suap dari China soal Muslim Uighur

Sabtu, 14/12/2019 09:31 WIB
Warga Etnis Muslim Uighur. (indonesiainside)

Warga Etnis Muslim Uighur. (indonesiainside)

Jakarta, law-justice.co - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah membantah keras organisasinya bungkam soal Uighur karena mendapat sejumlah bantuan dari China.

Sebelumnya, media asing menyoroti China yang merayu sejumlah organisasi Islam Indonesia agar diam soal Uighur.

Melansir rmol.id, china disebut berupaya membujuk sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, media Indonesia, hingga akademisi agar tak lagi mengkritik dugaan persekusi yang diterima etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Laporan The Wall Street Journal (WSJ) yang ditulis Rabu (11/12), menuliskan, China mulai menggelontorkan sejumlah bantuan dan donasi terhadap ormas-ormas Islam tersebut setelah isu Uighur kembali muncul pada 2018 lalu.

Saat itu, isu Uighur mencuat usai sejumlah organisasi HAM internasional merilis laporan yang menuding China menahan satu juta Uighur di kamp penahanan layaknya kamp konsentrasi di Xinjiang.

Beijing disebut membiayai puluhan tokoh seperti petinggi NU dan Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan sejumlah wartawan Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang.

Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah, Abdul Muhti, menegaskan bahwa organisasinya independen dan tidak bisa didikte oleh pihak manapun apalagi asing.

“Muhammadiyah tidak akan menyampaikan suatu pandangan karena sumbangan. Apalagi selama ini memang tidak ada sumbangan untuk Muhammadiyah,” kata Abdul, dalam keterangannya, Kamis (12/12).

MUI juga membantah laporan WJS. Kepala Hubungan MUI, Muhyiddin Junaiddi mengatakan tidak semua petinggi agama ikut tur ke Xinjiang mendukung sikap China itu.

Muhyiddin menyebut upaya China mengundang tokoh-tokoh Islam berpengaruh ke Xinjiang didesain untuk mencuci otak dan opini publik.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar