Pornografi, Seks Bebas, dan Terorisme Jadi Perhatian Utama Nadiem

Senin, 28/10/2019 20:32 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim (CNBC.com)

Mendikbud Nadiem Makarim (CNBC.com)

Jakarta, law-justice.co - Mendikbud Nadiem Makarim menjadi pimpinan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang bertepatan dengan hari ini, Senin (28/10/2019), di Gedung Kemendikbud, Jakarta.

Dalam pidatonya, Nadiem menegaskan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para tokoh pemuda tahun 1928 yang telah mendeklarasikan Sumpah Pemuda sehingga menjadi pelopor untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, sekaligus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sehingga kita diberi kesempatan merayakan hari Sumpah Pemuda ke-91 tahun 2019. Kami haturkan penghargaan setinggi-tingginya kepada tokoh Pemuda tahun 1928 yang telah mendeklarasikan sumpah pemuda," tegas Nadiem dalam orasinya, dengan teks dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Senin pagi ini.

Melansir dari CNBC Indonesia, ia mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi informasi seperti dua mata pisau. Di satu sisi dia memberikan kecepatan informasi sehingga pemuda Indonesia dapat meningkatkan kapasitas kemampuan dalam pengembangan sumber daya dan daya saing.

Namun di sisi lain, katanya, perkembangan ini memiliki dampak negatif, yakni informasi destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas, radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya jika pemuda tidak dapat membendung dengan pengetahuan dan karakter secara positif dalam berbangsa dan bernegara.

"Pemuda yg memiliki karakter tangguh adalah yang karakter bermoral dan kinerja. Pemuda yang beriman dan bertakwa dan berintegritas tinggi jujur bertanggung jawab disiplin kerja ikhlas. Tuntas. Pemuda harus intelektual dan skill kepemimpinan. Kewirausahaan dan Kepeloporan yang mumpuni. Pemuda haru berperan aktif dalam kancah internasional."

Pendiri Gojek ini juga menegaskan saat ini di belahan dunia lahir generasi pemuda yang punya pola pikir yang cenderung cepat serba instan, cenderung individualistik dan dramatik.

"Ilmu pengetahuan dan teknologi serta mudahnya akses pada sosmed telah menjelma jadi tempat favorit berkumpulnya pemuda lintas agama. Interaksi mereka di medsos real time 24 jam dan di sini diharapkan peran pemuda dapat bersaing secara dalam hal positif."

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar