Beredar Kabar Sandiaga Uno Jadi Menteri BUMN di Kabinet Kerja II
Sandiaga Uno (Indopolitika.com)
Jakarta, law-justice.co - Belakangan beredar kabar bahwa Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) telah meminta tiga jatah menteri di kabinet baru yang akan diusung oleh Presiden Joko Widodo lima tahun ke depan. Hal ini menjadi sikap politik yang dikeluarkan oleh partai ini setelah beberapa waktu bungkam.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Arif Puyono pekan ini. Secara tiba–tiba dia menyebut bahwa Gerindra tertarik untuk bergabung ke dalam koalisi pemerintahan."Nah Sandiaga ini mampu mengisi kursi Menteri BUMN karena cukup diterima pasar dan kompromi politiknya cukup kuat. Sandiaga pun sesuai background–nya. Ia pengusaha juga investor," katanya.Beberapa pelaku pasar juga mengemukakan hal yang serupa dengan Fithra. Kepala Riset Divisi Ritel MNC Sekuritas Edwin Sebayang juga menyebut nama Sandiaga Uno cocok menjadi menjadi Menteri BUMN. "Untuk Meneg BUMN harus diisi dari kalangan pengusaha yaitu Sandiaga Uno," kata Edwin.Posisi Rini disebut–sebut dalam kondisi sulit. Pasalnya banyak BUMN yang bermasalah di bawah Menteri Rini. Selain OTT KPK, ternyata Menteri Rini juga pernah disemprot oleh Jokowi langsung.Adapun musababnya, gara–gara ekspor yang loyo dan impor yang melejit, Indonesia mengalami defisit neraca dagang. Jokowi tak berhenti mengungkapkan kekecewaannya terkait hal tersebut."Ini naiknya gede sekali. Hati–hati di migas pak menteri ESDM yang berkaitan dengan ini, bu menteri BUMN yang berkaitan dengan ini, karena rate–nya yang paling banyak ada di situ," kata Jokowi.
Sandiaga Bersedia Jadi Menteri BUMN
Menanggapi isu tersebut, Sandiaga tak menampik namun tak juga membenarkan adanya isu tersebut. Dia justru hanya memberikan jawaban normatif terkait hal tersebut.
"Jadi, kalau itu (pembentukan kabinet) kan (hak) prerogatif presiden. Prerogatif presiden ya kita hormati, kita hargai," kata Sandi di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Secara khusus, Sandi meyakini bahwa pemerintah membutuhkan masukan dari luar. Untuk itu perlu ada mitra kritis yang konstruktif dan menyampaikan pesan-pesan yang jelas demi kemajuan bangsa. Dengan begitu, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan"Pengangguran ada di nomor dua terburuk di ASEAN. Penciptaan lapangan kerja kita nggak jalan, sementara Vietnam, dengan adanya perang dagang China dan Amerika ini meraup untung," imbuhnya seperti dikutip dari detik.com.
Komentar