Prioritaskan Wamena, Pemerintah Dianggap Tak Adil Terhadap Nduga

Kamis, 03/10/2019 19:33 WIB
Pengungsi Nduga terlupakan pemerintah (voanews.com)

Pengungsi Nduga terlupakan pemerintah (voanews.com)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah dianggap tak adil dalam penanganan konflik pengungsi antara Nduga dan Wamena di Papua.

Melansir Jubi.co.id, Kamis (3/10/2019), Aleks Giyai, Pegiat Sastra Papua menilai, penanganan pengungsi Wamena relatif lebih cepat dan tanggap dibanding pengungsi Nduga. Padahal pengungsi Nduga sudah terbengkalai selama sembilan bulan.

“Kami melihat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah salah dalam menangani warga pengungsi dari Wamena dan warga masyarakat dari Nduga yang sudah sejak sembilan bulan lalu hingga kini tidak ada bantuan dari pemerintah,” kata Giyai, Rabu (2/10/2019).

Ia mengatakan, seharusnya penanganan pada pengungsi dilakukan secara adil dan merata. Ini sesuai dengan prinsip negara Indonesia yang mengaku akan mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat.

“Pengungsi Nduga dan Wamena sama-sama mencari perlindungan dan kenyamanan yang sama di mata pemerintah dan hukum Pancasila yang berlaku di Republik Indonesia,” katanya.

Sementara itu Benyamin Lagowan, mahasiswa di Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura menambahkan, konflik bersenjata yang sudah terjadi sejak Desember 2018 masih membuat ribuan warga mengungsi.

Tim kemanusiaan lokal melaporkan bahwa 184 pengungsi Nduga sudah meninggal dan 41 di antaranya adalah anak-anak berusia sekolah.

“Demonstrasi besar-besaran dan kericuhan (akibat rasisme) bukanlah satu-satunya isu mendesak di Papua. Setelah konflik bersenjata di Kabupaten Nduga berlangsung sembilan bulan lamanya, masa depan sekolah ratusan anak-anak (dari wilayah ini) masih suram. Kehidupan yang memprihatinkan di Wamena membuat mereka kesulitan untuk bertahan hidup, apalagi belajar,” katanya.

Ia mengatakan, bantuan pejabat pemerintah pusat dan daerah untuk kasus Nduga hampir tidak jelas, sedangkan untuk Sentani miliaran rupiah sudah masuk. Apalagi bantuan untuk para pengungsi dari Wamena yang ada di Jayapura di posko pengungsian maupun pengungsi yang ada di Wamena.

“Manusia zaman sekarang lebih suka menolong sesama karena alasan persamaan ideologi dan politik, ketimbang karena nilai kemanusiaan. Manusia zaman sekarang rupanya hampir semuanya penakut dan mendukung para pembunuh kemanusiaan yang penuh impunitas yang di sisi lain berlaku seperti superman sementara di sisi lain berlagak seperti setan pembunuh,” tegasnya.

(Regi Yanuar Widhia Dinnata\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar