Diklaim Milik Perusahaan Singapura, Gojek: Kami Asli Indonesia

Rabu, 31/07/2019 07:29 WIB
Driver Gojek (Selular.ID)

Driver Gojek (Selular.ID)

Jakarta, law-justice.co - Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita membantah pernyataan yang menyebutkan bahwa empat unicorn di Indonesia yang salah satunya adalah Gojek dimiliki oleh perusahaan Singapura.

Nila memastikan Gojek merupakan perusahaan yang terdaftar di Indonesia. Nila mengatakan perusahaan terdaftar dengan nama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.

Untuk itu, Nila menuturkan seluruh penanaman modal dan investasi dibukukan penuh di perusahaan Indonesia tersebut.

"Kami tidak memilki perusahaan Singapura sebagai induk perusahaan," kata Nila, seperti dilansir dari Republika, Selasa (30/7/2019).

Nila menegaskan Gojek selalu melaporkan penanaman modal yang didapatkan selama ini. Menurutnya, laporan penanaman modal yang dilakukan Gojek sudah sesuai amanat yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dia menambahkan Gojek selama ini merupakan perusahaan rintisan Indonesia.

"Gojek juga dengan head office di Indonesia dan 90 persen dari pegawai kami adalah orang asli Indonesia," tutur Nila.

Nila memastikan investasi yang didapatkan selama ini disalurkan untuk pengembangan usaha dan ekosistem di Indonesia.

"Sehingga kami bisa terus melayani ratusan juta konsumen serta memberikan akses pendapatan kepada dua juta mitra pengemudi, 400 ribu merchant dan puluhan ribu mitra penyedia layanan GoLife di Indonesia," ungkap Nila.

Awal Mula

Sebelumnya, Kepala BKPM Thomas Lembong menuturkan riset dari Google Tamasek mengungkapkan empat unicorn Indonesia diklaim milik Singapura. Dia menuturkan dalam riset tersebut dijelaskan dengan tabel unicorn sebanyak nol milik Indonesia dan empat di Singapura.

"Faktanya adalah empat unicorn kita, induknya memang di Singapura semua. Uang yang masuk keempat unicorn kita, masuknya lewat Singapura," ujar Thomas, Selasa (30/7/2019).

Bahkan menurut Thomas, sering sekali masuknya pendanaan tersebut bukan dalam bentuk investasi. Menurutnya, pendanaan justru dilakukan kepada induknya unicorn di Singapura baru membayarkan ke perusahaan iklan di Indonesia.

"Jadi, sedikit membingungkan. Kan ada steatment pengumuman Grab akan investasi sekian, Gojek baru fund raising baru dapet lagi berapa miliar dolar. Kok nggak nongol lagi dalam bentuk arus modal masuk berbentuk investasi. Jawabannya masuk berbentuk investasi ke Singapura, ke induknya," jelas Thomas.

Minta Maaf

Hanya selang beberapa lama, Thomas menyatakan permohonan maaf atas dugaan investasi unicorns Indonesia yang bertengger ke Singapura.

Dalam laman twitternya, Thomas mengatakan Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak telah mengklarifikasi bahwa mereka sepenuhnya beroperasi di Indonesia.

“Mereka tidak pakai induk perusahaan di Singapura, tapi sepenuhnya PT PMA di Indonesia,” tulis Thomas dalam akun Twitternya, Selasa malam (30/7/2019).

Melansir dari Kontan, dia menegaskan terlalu jauh mengomentari riset GoogleTemasek. Dalam riset tersebut menyatakan bahwa unicorns atau e-commerce yang mempunyai valuasi lebih dari US$ 1 miliar tidak ada di Indonesia. Sementara, sebanyak 4 unicorns hanya ada di Singapura.

Namun, Google menjelaskan ada 7 e-commerce di Indonesia yang berada di level centranus di mana memiliki valuasi lebih dari US$ 100 juta. Sementara, kategori Little Ponies dengan valuasi lebih dari US$ 10 juta sebanyak 16 e-commerce.

Dalam riset ini juga mengulas beberapa negara antara lain Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar