Bandara Purbalingga Beroperasi 2020

Minggu, 12/05/2019 20:04 WIB
Menteri Rini Soemarno (tengah) berbincang dengan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (kanan) (foto: Senayan Post)

Menteri Rini Soemarno (tengah) berbincang dengan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (kanan) (foto: Senayan Post)

Purbalingga, law-justice.co - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memastikan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah siap beroperasi pada 2020. Hal ini disampaikan saat dirinya meninjau langsung lokasi proyek pembangunan bandara tersebut.

"Saya ke sini mengecek langsung persiapan pembangunan dan mendukung sepenuhnya pembangunan bandara ini," ujar Rini, dalam keterangan pers, Sabtu (11/5), seperti diwartakan Katadata.

Menurutnya, pembangunan bandara ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo. Rini mengatakan saat ini tengah berlangsung pekerjaan-pekerjaan awal seperti pembersihan lahan, pemasangan pagar dan gedung project implementation Unit (PIU) oleh PT Angkasa Pura II sebagai operator dan pengelola bandara.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengakatan, setelah persiapan tersebut rampung, pihaknya akan membangun terminal penumpang dan runway.

"Kami tengah melakukan persiapan pembangunan infrastruktur setelah tahapan administrasi usai dilalui,” ungkapnya. Pembangunan terminal penumpang Bandara Jenderal Besar Soedirman dilakukan dalam 3 tahap. Pada Tahap I akan dibangun terminal dengan kapasitas 98.812 penumpang per tahun. Lalu pada Tahap II akan dibangun terminal dengan kapasitas 440.440 penumpang per tahun. Selanjutnya pada Tahap III dibangun terminal berkapasitas 597.645 penumpang per tahun.

Pada tahap awal, investasi yang digelontorkan sebesar Rp500 miliar, dipakai untuk membangun terminal penumpang dan runway.

“Kami optimistis jumlah penumpang terus tumbuh setiap tahunnya hingga bisa menembus sekitar 600.000 penumpang, termasuk juga tumbuhnya geliat perekonomian dan pariwisata karena terbukanya konektivitas udara di wilayah ini,” tambahnya.

Pada Tahap I, bandara akan melayani penerbangan dengan pesawat ATR 72-600 dan sejenis. Nantinya setelah dilakukan pengembangan tahap III bandara ini bisa melayani take off dan landing dari pesawat sekelas Boeing 737 dan Airbus A320.

Sebagai informasi, Proyek Bandara Jenderal Soedirman berlokasi di kawasan Pangkalan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) Jenderal Besar Soedirman. Pada April 2019, AP II dan TNI AU menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) sehingga pembangunan infrastruktur sudah dapat dimulai.

AP II dan TNI AU juga telah menyepakati Daerah Lingkungan Kerja (DLKr), yakni DLKr I seluas 4,42 hektare guna diusahakan sebagai bandara meliputi terminal kargo, terminal penumpang, bangunan operasional atau perkantoran dan fasilitas sisi darat lainnya. Selajutnya, DLKr II seluas 43,5 hektare guna penggunaan bersama (penerbangan sipil dan militer) meliputi runway, RESA (runway end safety area), stopway, taxiway, PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran), fasilitas bersama, dan pagar pengamanan bandara.

(Tim Liputan News\Rin Hindryati)

Share:




Berita Terkait

Komentar