PM Malaysia Mahathir Berani Tolak Bayar Hutang dan Usir Pekerja China
PM Malaysia, Mahathir Mohammad (Ist)
Malaysia, law-justice.co - PM Malaysia Mahatir Mohammad meminta kepada negara China untuk membongkar semua jalan Tol yang tidak berkualitas yang dibangun di seantero Malaysia, termasuk angkutan MRT, LRT, Pembangkit Listrik yang rusak karena semuanya berkualitas rendah. Mahathir juga mengusir semua buruh pekerja China serta membuldozer 3 kawasan pabrik milik China di 3 Pulau di Malaysia.
Mahatir Mohammad (92 tahun) yang menang pemilu di 2018 melakukan itu semua karena tidak mau negaranya terbebani utang sebanyak 4500 triliun kepada China. Sebab di era Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, hutang kepada negara China tanpa persetujuan Parlemen Malaysia dan Yang Dipertuan Agung Malaysia.Najib Razak terbukti menerima Komisi 2,5 persen (143 Triliun) dari Pinjaman Hutang 4500 Triliun dari Negara China dan kini Najib Razak sudah ditahan KPK MALAYSIA. Akibat sikap Mahathir yang tak mau membayar hutang tersebut, Negara China menggugat Negara Malaysia ke Pengadilan Arbitrase International.
Seperti diberitakan Strait Times, (Sabtu,30/3), Mahatir Mohammad juga meminta kepada Presiden Philipina, Rodrigo Duterte, agar negara Philipina jangan mau berhutang besar kepada China. Nanti Philipina bisa bangkrut seperti Malaysia, ujarnya. Perjanjian yang dibuat Negara China mengikat dimana semua bahan pembangunan, mulai material barang hingga buruhnya harus dari Negara China. Ini sama dengan menjerumuskan Negara Malaysia menjadi bencana kebangkrutan, tegas Mahathir.Baca juga : Soal Investasi, Infiltrasi dan Invasi China
Share:
Tags:
Komentar