Tesla PHK 15.000 Pekerja Akibat Penjualan Turun, Mobil Listrik Lesu?

Senin, 15/04/2024 21:13 WIB
Pabrik Tesla di Cina (Xinhua)

Pabrik Tesla di Cina (Xinhua)

Jakarta, law-justice.co - Salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla akan memberhentikan lebih dari 10% tenaga kerjanya. Pemutusan hubungan kerja (PHK) pekerja Tesla ini dilaporkan Electrek pada Senin (15/4), mengutip memo internal Tesla.

Tesla memberitahu  semua manajer untuk mengidentifikasi anggota tim yang penting, dan menghentikan beberapa penghargaan saham sambil membatalkan tinjauan tahunan beberapa karyawan, menurut laporan tersebut. Tesla juga mengurangi produksi di Gigafactory Shanghai.

Menurut laporan Reuters, produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar ini memiliki 140.473 karyawan secara global pada Desember 2023, menurut laporan tahunan terbarunya. PHK ini akan berdampak pada sekitar 15.000 pekerja.

Tesla, yang akan melaporkan pendapatan kuartalannya pada tanggal 23 April, melaporkan penurunan pengiriman kendaraan pada kuartal pertama, yang pertama dalam hampir empat tahun dan juga di bawah ekspektasi pasar.

Sementara itu, Tesla telah membatalkan rencana memproduksi mobil murah, mengabaikan salah satu tujuan lama Elon Musk untuk membuat kendaraan listrik yang terjangkau bagi masyarakat. Akibatnya saham Tesla turun 0,6% dalam perdagangan pra-pasar pada hari Senin (15/4).

Setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan penjualan pesat yang membantu mengubah Tesla menjadi produsen mobil paling bernilai di dunia, perusahaan ini bersiap menghadapi perlambatan pada tahun 2024.

Produsen mobil listrik ini lamban memperbarui model-model lamanya karena suku bunga yang tinggi telah melemahkan selera konsumen terhadap barang-barang mahal, sementara para pesaingnya di Tiongkok, pasar mobil terbesar di dunia, meluncurkan model-model yang lebih murah.

Apa dampak PHK tersebut bagi pemasaran mobil listrik di Indonesia? Sejauh ini memang belum ada dampak signifikan terhadap impor mobil listrik yang masuk ke Indonesia. China terus merengsek masuk ke pasar mobil listrik di Indonesia dengan berbagai varian.

Yang pasti kenaikan kurs dollar $ hingga mencapai Rp 16.115 ikut mempengaruhi pemasaran mobil listrik di Indonesia, walaupun mobil listrik sudah banyak mendapat dispensasi pajak dan cukai dari pemerintah.

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar