Kemenag Sebut Khotbah Salat Id Bahas Pemilu Curang Tak Sesuai Imbauan

Jum'at, 12/04/2024 19:19 WIB
Membludaknya jamaah sholat ied di Jatinegara hingga memadati dua ruas jalan di sebelah kiri dab kanan Gereja Koinonia. Robinsar Nainggolan

Membludaknya jamaah sholat ied di Jatinegara hingga memadati dua ruas jalan di sebelah kiri dab kanan Gereja Koinonia. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul, Ahmad Shidqi mengatakan khotbah salat Idulfitri 1445 Hijriah di Lapangan Tamanan, Bantul, tidak mengikuti imbauan Menteri Agama karena menyinggung kecurangan pemilu.

Ahmad mengatakan beberapa hari sebelum Lebaran, Kemenag Bantul telah membuat dan mengedarkan panduan penyelenggaraan salat Idulfitri tahun ini. Hal ini sebagai tindak lanjut Surat Edaran Menag Nomor 1 Tahun 2024.

Dia menjelaskan, pada poin ke-5 panduan itu sudah diatur bahwa materi khotbah harus disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta nihil muatan politik praktis sesuai SE Menag Nomor 9/2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.

"Dan memang isi khotbah tersebut tidak mengindahkan imbauan materi khotbah Idulfitri seperti yang tertuang dalan SE Menag No.1 tahun 2024," jelas Ahmad, Jumat (12/4) dikutip dari CNN Indonesia.

Dia mengatakan pihaknya telah menerima laporan perihal kejadian ini dan meminta agar seluruh panitia penyelenggara salat id lain lebih berhati-hati ke depannya.

Pihak panitia penyelenggara salat Id tersebut telah meminta maaf terkait ceramah khatib yang menyinggung dugaan kecurangan pemilu hingga membuat sejumlah jemaah membubarkan diri.

Salat idulfitri di Lapangan Banguntapan pada Rabu (10/4) diselenggarakan oleh panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Tamanan. Khatibnya adalah seorang akademisi yang juga dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

"Kami mohon maaf untuk itu," ungkap Ketua PHBI Tamanan, Sujendro Nugroho saat dihubungi, Jumat (12/4).

Menurut Sujendro, panitia tahun ini terlalu fokus pada kegiatan takbiran dan festival lomba menyambut Lebaran. Sementara itu, panitia juga kesulitan mencari khatib untuk salat Idulfitri karena para ustaz sudah terjadwal mengisi ceramah di tempat lain.

"Untuk masalah isian (khotbah) kami tidak meminta materinya. Memang sejak dulu sejak saya menjadi ketua PHBI saya anggap sudah tahu sendiri karena dari dulu tidak ada masalah apa-apa, ya baru kali ini. Saya sendiri khilaf, saya mohon maaf," jelas Sujendro dikutip dari CNN Indonesia.

Menurutnya, saat khatib menyampaikan materi ceramah bermuatan politik, tidak semua jemaah salat Id langsung angkat kaki. Sebagian tetap bertahan hingga khotbah selesai.

Sujendro sendiri sudah menemui khatib setelah salat Id. Dia pun menyampaikan agar tak lagi memberikan ceramah bermuatan politik.

"Saya bilang, lain kali tidak usah menyinggung masalah politik saja pak, nanti kasihan jamaahnya," pungkas dia.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar