Pernyataan Grace PSI soal Jokowi Ketua Koalisi Sesat & Rusak Demokrasi

Selasa, 12/03/2024 10:16 WIB
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie bersama Wakil Komandan Tim Fanta TKN, Kawendra Lukistian dan Wakil Komandan TKN) Prabowo-Gibran, Cheryl Tanzil hadir dalam acara Townhall Muda CUAN (Cipta Untuk Aksi Nyata) di TKN Golf Muda di Rumah Besar Relawan Prabowo 08, Jakarta, Kamis (21/12/2023). Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie, mengatakan pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut dua memiliki k

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie bersama Wakil Komandan Tim Fanta TKN, Kawendra Lukistian dan Wakil Komandan TKN) Prabowo-Gibran, Cheryl Tanzil hadir dalam acara Townhall Muda CUAN (Cipta Untuk Aksi Nyata) di TKN Golf Muda di Rumah Besar Relawan Prabowo 08, Jakarta, Kamis (21/12/2023). Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie, mengatakan pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut dua memiliki k

Jakarta, law-justice.co - Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai bahwa pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, soal Joko Widodo jadi ketua koalisi di atas ketua umum (Ketum) partai politik (Parpol) menyesatkan dan merusak demokrasi.

"Narasi Grace Natalie yang bersumber dari Jefry Geovani itu narasi yang aneh, tidak berdasar dan menyesatkan," katanya menanggapi pernyataan PSI yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi seharusnya menjadi sosok yang berada di atas semua Parpol.

Pasalnya menurut dia, dalam sistem pemerintahan presidensial, hakikat pemimpin koalisi adalah presiden terpilih, bukan mantan presiden.

Bahkan, sambung dia, narasi Grace juga tidak berdasar, bahwa yang bisa menjembatani semua Parpol dan mempersatukan partai-partai itu adalah Jokowi.

"Narasi itu aneh, karena faktanya justru Joko Widodo biang persoalan. Sebab, dengan partai yang membesarkannya saja berkhianat, hingga membuat PDIP terbelah arah politiknya," tegas Ubedilah.

Tidak hanya itu. Menurut Ubedilah, pernyataan Grace juga menyesatkan, karena akan membawa Indonesia makin tersesat di kerangkeng personal yang ambisius, yang ingin berkuasa terus, meski sudah bukan presiden.

"Ini merusak praktik demokrasi," pungkas Ubedilah

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar