PKB & PDIP Disebut Ternyata Paling Banyak Lakukan Serangan Fajar

Minggu, 03/03/2024 06:13 WIB
PDI Perjuangan (PDIP) memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-50 di kawasan JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat (10/1/2023). Peringatan HUT ini akan dilakukan sebagai bagian konsolidasi partai dalam rangka pemenangan Pemilu 2024 mendatang. Acara HUT ke-50 PDI Perjuangan tak mengundang partai politik lain. Robinsar Nainggolan

PDI Perjuangan (PDIP) memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-50 di kawasan JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat (10/1/2023). Peringatan HUT ini akan dilakukan sebagai bagian konsolidasi partai dalam rangka pemenangan Pemilu 2024 mendatang. Acara HUT ke-50 PDI Perjuangan tak mengundang partai politik lain. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Hasil survei terbaru dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyatakan bahwa PKB dan PDI-Perjuangan merupakan dua partai yang paling banyak melakukan serangan fajar ke masyarakat jelang hari pencoblosan.

Hal itu terungkap dari hasil survei terbaru yang dilakukan lembaga survei Indikator Politik Indonesia terhadap 1.227 responden melalui metode random digit dialing (RDD) dengan margin of error 2,9 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa 13,9 persen responden mengaku pernah menerima serangan fajar dari PKB jelang pencoblosan Pemilu 2024, sementara itu 12,6 persen responden menjawab pernah menerima dari PDI-Perjuangan.

"Jadi pada kelompok warga yang mengaku diberi atau dijanjikan akan diberi imbalan jika memilih partai atau calon tertentu, itu berasal dari PKB dan PDI-Perjuangan," tutur Burhanuddin di Jakarta, Rabu (28/2).

Selain itu, menurut Burhanuddin, semua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden juga melakukan serangan fajar.

Burhanuddin mengatakan pasangan calon yang paling banyak melakukan serangan fajar adalah Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 21,1 persen, kemudian Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 20,8 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 16,9 persen.

"Kemudian sisanya sebesar 41,2 persen responden tidak menjawab," katanya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar