Bakal Temui Paus Fransiskus, Megawati: Bahas Nominasi Zayed Award

Senin, 18/12/2023 07:17 WIB
Ketua Umum PDI P Megawati Soekarno Putri (Beritasatu)

Ketua Umum PDI P Megawati Soekarno Putri (Beritasatu)

Jakarta, law-justice.co - Hari ini, Senin 18 Desember 2023, Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI), Megawati Soekarnoputri dijadwalkan bakal bertemu Paus Fransiskus di Istana Apostolik, dalam kapasitasnya sebagai anggota dewan juri Zayed Award for Human Fraternity 2024.

"Oh iya, memang kami (para juri Zayed Award) bertemu (Paus Fransiskus) karena beliau juga nantinya terakhir (memutuskan) yang ikut juga dan diskusi setelah (menentukan nominasi)," kata Megawati, seperti disampaikan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu (17/12)

Dia menyatakan bahwa saat ini dewan juri sudah melakukan seleksi dan telah masuk ke tahap nominasi sebanyak 30 orang dari seluruh dunia.

Selanjutnya kata dia, dewan juri akan membahas kembali ke-30 nominasi untuk kemudian disampaikan kepada Paus Fransiskus dan didiskusikan apakah dapat lolos ke tahap berikutnya.

"Nah, itu nanti mengerucut hingga akhirnya dengan bapak Paus, yang juga ikut mendiskusikan untuk mendapatkan siapa saja yang menjadi nominasi," jelas Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini menyatakan bahwa, jika pertemuan dewan juri Zayed Award di Roma, Italia ini merupakan puncak pembahasan nama-nama yang akan diumumkan pada Februari 2024 mendatang.

"Jadi di sini itu (rapat dewan juri) selesai. Karena kalau untuk intinya itu di Abu Dhabi nanti," jelasnya.

Seperti diketahui, Penyerahan Zayed Award akan diselenggarakan pada 4 Februari 2024 bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional yang diakui PBB.

Setelah bertemu dengan Paus Fransiskus, Mega juga dijadwalkan melakukan sesi wawancara dengan Radio Vatikan pada hari yang sama.

Menurut agenda, pada Minggu, Megawati dan komite juri akan melakukan rapat pertama dan kedua yang akan membahas 5 besar calon pemenang Zayed Award versi masing-masing juri.

Selain Megawati yang menjadi anggota dewan juri independen dan internasional, ada lima tokoh internasional lain yang bergabung dalam dewan.

Mereka adalah Prefek Emeritus Tahta Suci Dikasteri Gereja Oriental Kardinal Leonardo Sandri, Sekjen Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) Rebeca Grynspan Mayufis.

Selanjutnya ada Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional Rabbi Abraham Cooper, mantan direktur jenderal UNESCO dan mantan menteri Bulgaria Irina Bokova, serta Sekjen Zayed Award, Mohamed Abdelsalam.

Para anggota dewan juri Zayed Award dipilih karena komitmen mereka terhadap pelayanan sosial di seluruh penjuru dunia dan dalam upaya hidup berdampingan dengan damai.

Zayed Award pertama kali dilaksanakan pada 2019 setelah penandatanganan dokumen persaudaraan manusia yang bersejarah oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berkontribusi besar terhadap peradaban manusia dan hidup berdampingan secara damai.

Pemenang Zayed Award akan mendapatkan hadiah senilai 1 juta dolar AS (sekitar Rp 15,5 miliar).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar