Sentimen Tiktok Shop Terbangkan Saham GOTO

Sabtu, 25/11/2023 13:10 WIB
GoTo mulai diperkenalkan ke publik usai Gojek dan Tokopedia (Indonesianews)

GoTo mulai diperkenalkan ke publik usai Gojek dan Tokopedia (Indonesianews)

Jakarta, law-justice.co - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melesat seiring kabar Tiktok milik ByteDance Ltd yang berniat untuk menanamkan investasi pada Tokopedia.

Berdasarkan data RTI, saham GOTO naik 7,14% atau 6 poin ke level Rp90 per saham pada perdagangan sesi I hari, Kamis 23 November 2023 pukul 11.40 WIB. Sepanjang hari, saham GOTO sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp91 dan terendah di harga Rp87.

Sebanyak 5,34 miliar saham GOTO ditransaksikan dengan nilai Rp475,86 miliar dan frekuensi transaksi 15.669 kali. Price to earnings ratio (PER) GOTO berada di -8,49 kali, sedangkan price to book value (PBVR) 0,92 kali. Kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp108,13 triliun.

Mengutip sumber Bloomberg, Rabu 22 November 2023, TikTok sedang mengerjakan potensi investasi pada unit ritel online GoTo, Tokopedia, yang dapat diselesaikan dalam beberapa minggu mendatang.

Rumor kembalinya TikTok Shop ke Tanah Air ini seolah mendekati titik terang setelah TikTok mempertimbangkan investasi di unit GoTo Group, yakni Tokopedia.

Hengkangnya TikTok Shop dari Indonesia barangkali menjadi penutupan unit usaha yang cukup dramatis, karena mendapatkan penolakan keras dari berbagai pihak. Keputusan pemerintah tetap bulat, melarang platform tersebut beroperasi karena TikTok hanya mengantongi izin sebagai media sosial.

TikTok tentu tidak akan tinggal diam setelah merasakan langsung besarnya potensi pasar Indonesia. Rumor pun merebak, bahwa TikTok Shop akan kembali beroperasi di Tanah Air, tetapi belum jelas lewat mana atau bagaimana bentuknya.

Kini, terdapat kabar terbaru yang kian menegaskan minat perusahaan milik ByteDance untuk kembali menggarap segmen pasar Indonesia.

Dilansir dari Bloomberg, TikTok sedang dalam pembicaraan untuk berinvestasi di unit PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) untuk memulai kembali operasional e-commerce di Indonesia.

Sejumlah sumber Bloomberg yang mengetahui aksi korporasi itu menjelaskan bahwa TikTok sedang mengerjakan potensi investasi di Tokopedia, diperkirakan dapat selesai dalam beberapa pekan ke depan.

"Diskusi tersebut juga melibatkan kedua perusahaan untuk bersama-sama membangun platform e-commerce baru," dikutip dari Bloomberg pada Kamis 23 November 2023.

Kesepakatan antara TikTok dan Tokopedia dikabarkan akan berbentuk usaha patungan antara kedua perusahaan, bukan investasi langsung. Tujuannya, untuk mengatasi hambatan regulasi dan memungkinkan TikTok untuk menghidupkan kembali layanan belanja online di pasar ritel terbesar di Asia Tenggara.

Meskipun demikian, sumber Bloomberg tersebut menjelaskan bahwa perbincangannya masih berlangsung, sehingga TikTok dan Tokopedia bisa mencapai kesepakatan, tetapi perundingannya pun bisa gagal.

"Investasi langsung ke Tokopedia, pemain e-commerce lokal terbesar di Indonesia, mungkin dapat membantu memperlancar hubungan dengan pemerintah," dikutip dari Bloomberg, berdasarkan penuturan salah satu sumber.

TikTok tidak merespons permintaan komentar dari Bloomberg, sementara perwakilan GOTO menolak berkomentar soal kabar tersebut.

POTENSI LOKAPASAR INDONESIA

Pengamat ekonomi digital Ignatius Untung menilai bahwa TikTok akan mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar jika membuat e-commerce sendiri, alih-alih bergabung dengan mitra lokal.

Menurutnya, TikTok memiliki kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk membuat sebuah e-commerce, terlebih platform ini juga sempat mengoperasikan TikTok Shop yang sangat mirip dengan e-commerce.

"Kerja sama dengan [e-commerce] yang sudah ada memang lebih cepat, tetapi akhirnya cuma dapat segitu-segitu saja, kan [keuntungannya] harus dibagi dua," ujar Untung kepada Bisnis.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesian Digital Empowerment Community (Idiec) Tesar Sandikapura menilai bahwa langkah TikTok Shop yang memilih untuk bermitra dengan e-commerce lokal semata-mata untuk melindungi platformnya.

Kerja sama itu dapat membuat posisi TikTok Shop lebih aman, karena pemerintah tidak dapat serta merta menyalahkan TikTok karena alasan apapun.

"Dia seperti berlindung di e-commerce konvensional. Jadi, serangan yang dahulu muncul, tidak akan ada lagi," ujar Tesar.

Jumlah penduduk yang sangat banyak dan tingkat konsumsi yang baik menjadi prospek positif bagi bisnis e-commerce di Indonesia, apalagi adaptasi digital masih terus berkembang. Tidak heran apabila pemain besar berusaha memperkuat bisnisnya di Indonesia.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar