Kasus Korupsi Toilet Mewah di Bekasi, KPK Tetapkan Dua Tersangka

Jum'at, 10/11/2023 07:39 WIB
Plt. Deputi Penindakan KPK, Asep Guntur Rahayu. (Antara via Jawapos)

Plt. Deputi Penindakan KPK, Asep Guntur Rahayu. (Antara via Jawapos)

Jakarta, law-justice.co - Terkait kasus dugaan korupsi pembangunan toilet mewah di sejumlah institusi pendidikan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menetapkan dua orang sebagai tersangka.

Direktur Penyidikan KPK, Brigjen Asep Guntur Rahayu mengatakan, satu di antaranya meninggal dunia sehingga perkara yang bersangkutan ditutup.

"Terkait WC sultan di Bekasi, benar dari dua tersangka yang satunya meninggal. Kalau enggak salah bupatinya yang meninggal," ujar Direktur Penyidikan KPK, Brigjen Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (9/11) malam.

Asep tidak menyampaikan identitas para tersangka dimaksud. Dia menambahkan KPK akan meminta pertanggungjawaban hukum dari satu tersangka lainnya yang merupakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

"Nanti kita meminta pertanggungjawaban kepada pihak PPK," kata Asep.

"Dari situ juga selain dari Pasal 2 dan 3 [UU Tipikor terkait kerugian negara], juga ada Pasal penyuapannya sehingga kita akan mencoba kedua-duanya. Kita buktikan mana lebih bisa kita dulu selesaikan," terang Asep.

Pemerintah Kabupaten Bekasi menganggarkan dana sebesar Rp98 miliar untuk pembangunan 488 toilet di sejumlah institusi pendidikan.

Langkah itu dilakukan sebagai upaya mempertahankan predikat Kabupaten Sehat melalui program mewujudkan daerah yang bersih, aman, nyaman dan sehat menuju Indonesia Sehat. Terlebih di masa pandemi Covid-19 dan rencana pembukaan sekolah tatap muka di 2021.

Salah satu sekolah yang mendapat pekerjaan proyek tersebut adalah SDN 04 Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Anggaran pembangunan toilet mencapai Rp196.848.000 yang dikerjakan oleh CV Cikal Kelapa Mandiri.

Anggaran ratusan juta itu digunakan untuk pembangunan tiga unit toilet dengan luas bangunan 2,7 x 2,6 meter. Dua toilet dilengkapi dengan kloset jongkok dan satu keran air.

Sementara, satu lainnya hanya diperuntukkan sebagai urinoar atau ruangan khusus untuk buang air kecil (seni). Pintu toilet menggunakan bahan alumunium dengan lapisan kertas tebal mirip kayu atau high pressure laminate (HPL). Terdapat ventilasi di masing-masing toilet.

Di depan bangunan toilet tersedia dua unit wastafel atau sarana cuci tangan dan dua cermin, serta lima keran injak yang berada di sejumlah titik di selasar bangunan toilet. Keran injak sengaja dipilih untuk mencegah penularan virus corona (covid-19).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar