Dakwaan Baru untuk Trump: Paksa Karyawan Hapus CCTV di Mar-A-Lago

Sabtu, 29/07/2023 12:20 WIB
Mantan Presiden AS Donald Trump (CNN)

Mantan Presiden AS Donald Trump (CNN)

Washington DC, AS, law-justice.co - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dituduh melakukan pemaksaan kepada karyawannya.

Pada dakwaan terbaru, Trump dituduh memaksa karyawannya untuk menghapus rekaman kamera keamanan di kediamannya Mar-a-Lago, California.

Pada dakwaan yang direvisi, Kamis (27/7/2023), Trump didakwa dengan tiga tuduhan baru, satu atas retensi informasi pertahanan yang disengaja dan dua dakwaan atas halangan.


Dikutip dari BBC, Jumat (28/7/2023), anggota staf Mar-a-Lago, Carlos de Oliveira juga didakwa terlibat dalam kasus ini.

De Olioveira disebut telah bertanya apa yang bisa dilakukan untuk menghapus rekaman.

Trump bersama asisten dekatnya, Walt Nauta, yang juga menerima dua dakwaan tambahan mengungkapkan tidak bersalah atas dakwaan tersebut.

Pada dokumen pengadilan yang baru menggarisbawahi usaha antara Nauta dan De Oliveira, manajer properti Mar-a-Lago, berusaha menghalangi investigasi dari Departemen Kehakiman.

Menurut dokumen yang baru tersebut Nauta dan De Oliveira berkonspirasi untuk menghapus rekaman dari kamera keamanan setelah Departemen Keamanan mengeluarkan surat perintah meminta rekaman pengintaian di rubanah.

Di tempat itu disebut menjadi tempat dokumen rahasia disimpan oleh Trump.

Pada dokumen pengadilan, De Oliveira diklaim mengirimkan pesan ke karyawan lain, yaitu seorang direktur informasi teknologi, bahwa sang bos, yaitu Trump ingin agar server dihapus.

Dokumen itu menuduhkan bahwa De Oliveira kemudian bertemu dengan karyawan lainnya di sebuah ruangan IT kecil.

Ia mengatakan kepadanya bahwa pembicaraan mereka harus dirahasiakan, dan menekannya atas kewajibannya menuruti permintaan De Oliveira, setelah karyawan itu memberitahunya bahwa ia tak memiliki otoritas tersebut.

Dakwaan terbaru itu juga menuduh Trump telah mendiskusikan dokumen rahasia tersebut dengan seorang penulis biografi yang datang ke Mar-a-Lago untuk mewawancarainya.

Dakwaan itu mengatakan bahwa Trump diketahui mengungkapkan kepada penulis biografi tersebut terkait kemungkinan menyerang “Negara A”, yang oleh CNN dan media lain mengidentifikasinya sebagai Iran.

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar