Freeport Isi Perutnya Masih Berisi Penuh Padahal Sudah 56 Tahun Digali

Minggu, 07/05/2023 00:00 WIB
Tambang Grasberg juga memproduksi 1,34 miliar pon tembaga pada 2021 lalu.foto katadata

Tambang Grasberg juga memproduksi 1,34 miliar pon tembaga pada 2021 lalu.foto katadata

law-justice.co - Freeport  Isi Perutnya Masih Bikin Melimpah Padahal Sudah 56 Tahun Digali tapi masih tetap terisi .

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengatakan bahwa cadangan mineral mulai dari Emas hingga tembaga yang ada di tambang Grasberg, Freeport bisa lebih dari 20 kali lipat dari yang ada saat ini. 

Lokasi tambang yang viral adalah Tambang Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia. Tambang ini terletak di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Indonesia, dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116. Wikipedia

Bagi para pekerja Freeport Indonesia, Grasberg adalah area tambang dengan kondisi alam yang ekstrim berada pada ketinggian sekitar 4.200 mdpl (meter di atas permukaan laut) sarat dengan tantangan dan merupakan pertambangan skala besar. Cuaca ini di sini setiap saat bisa berubah tiba-tiba, dengan udara yang dingin suhu bisa berada pada 8-10 celsius khususnya pada pagi hari. Dari Grasberg kita bisa juga melihat pucak gunung tertutup salju


Meski Pertambangan PT Freeport Indonesia (PTFI) di Tembagapura, Timika, Papua, Indonesia sudah beroperasi sejak tahun 1967. Nyatanya, pertambangan yang sudah ada selama 56 tahun tersebut masih akan bisa menghasilkan tambang yang  belum kelihatan akan habis , tetapi malah  berlimpah. 

Bahkan sebaliknya diprediksikan    Perut Freeport Masih Bikin Melongo hingga tahun 2052. 

Untuk diketahui,   Lokasi penambangan Free Port yang viral ini tambang milik PTFI yang berlokasi di Tembagapura masih belum sepenuhnya dilakukan eksplorasi. PTFI mencatat cadangan yang ada saat ini bisa ditambang hingga 2052.

Setidaknya, masih terdapat sumber daya potensial yang tersimpan sebanyak 3 miliar ton untuk dikembangkan. Berkat cadangan tersebut, potensi pendapatan bagi pemerintah bisa mencapai US$ 80 miliar hingga 2041.


Chairman of The Board & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson membeberkan tambang PTFI yang berada di Tembagapura Papua masih menyimpan banyak cadangan mineral. Bahkan, mineral tersebut masih bisa diolah atau diproses lebih dari tahun 2041.

Baca: Tahun Depan, Kapasitas Pabrik Lama Freeport Juga Ikut Naik
"Kami percaya sumber daya yang ada (di Tembagapura) bisa melebihi 2041. Kami pun harus mengidentifikasi sumber daya tersebut lewat eksplorasi dan analisis. Kami pun tengah melakukan pembicaraan dengan pemerintah sehingga kami bisa mengambil kesempatan tersebut untuk stakeholders dalam proyek jangka panjang ini," tutur Adkerson dalam orasi ilmiah di Universitas Hasanuddin, Makassar, dikutip Sabtu (6/5/2023).

Dengan cadangan yang sangat berlimpah tersebut, Freeport juga telah menyusun rencana untuk menambahkan investasi hingga 2041.

Investasi yang digelontorkan sebesar US$ 18,6 miliar, termasuk pembangunan smelter kedua di Gresik, Jawa Timur. "Dalam 20 tahun ke depan kita berencana menggelontorkan hampir US$ 20 miliar, yang mana US$ 3 miliar untuk pembangunan smelter di Gresik," ujar Adkerson.

Bahkan, Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini cadangan mineral mulai dari emas hingga tembaga yang ada di tambang Grasberg, Freeport bisa lebih dari 20 kali lipat dari yang ada saat ini.

Potensi tersebut, kata Presiden Jokowi, dapat dimanfaatkan di dalam negeri, sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

"Saya meyakini bisa 20 kali, kadang tidak saja bahan mentah, bukan tembaga, tapi emas juga kita kirim. Mana kita tahu? Nanti smelternya jadi emasnya mungkin lebih banyak dari tembaganya tapi kita belum tahu karena ada produksi di smelter," katanya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, sampai saat ini progres pembangunan smelter terbaru Freeport di Gresik, Jawa Timur telah mencapai sekitar 61,5% per Maret 2023 dengan pengeluaran sudah sekitar US$ 1,5 miliar. "Kita consider itu karena ada pandemi. Juni, nah ini kita sedang ya.. kalau nggak boleh ekspor gimana? Udah, boleh," ungkapnya.

Alasan lain, mempertimbangkan keadaan kahar alias force majeure pandemi Covid-19, sehingga dinilai tidak melanggar UU Minerba.

"Kita consider apa yang sudah terbangun dari proyeknya, dari komitmennya. Kita consider kendala yang dihadapi pembangunannya. Kan waktu Covid, dia kontraktornya Jepang. Jepang aja berapa tahun aja itu lockdown-nya. Memang pengerjaan engineering-nya agak sulit berprogres. Kalau engineering gak progres, pembelian materi procurement-nya juga nggak berprogres," jelasnya.

"Kan ada masalah force majeure itu, kan memang pandemi dampaknya begitu kan. Kan virus membahayakan," ucapnya.

Di lain sisi, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan kontribusi PTFI untuk penerimaan negara dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan tahun 2023 ditargetkan dapat tembus US$ 3,498 miliar. Target tersebut turun tipis dibandingkan tahun sebelumnya lantaran adanya beberapa faktor.

"Untuk RKAB 2023 itu rencana penerimaannya adalah US$ 3,498 miliar yang masih lebih dari Rp 50 triliun juga memang ada pengurangan sedikit dari rencana kerja walau produksi metal diperkirakan hampir sama, ini ada biaya-biaya, bea keluar khususnya yang tadinya 5% sudah berkurang jadi 2,5% dikarenakan progres smelter sudah melebihi 30%. Ini sesuai dengan peraturan yang ada dalam IUPK," kata Tony dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (6/2/2023).


Meski demikian, kalau dilihat dalam beberapa tahun ke depan dengan asumsi harga tembaga US$ 4 dan emas US$ 1800 per ounces, menurut Tony penerimaan negara pada tahun 2024 ditargetkan dapat naik menjadi US$ 4,016 miliar. Sementara pada tahun 2025 berkurang kembali menjadi US$ 3,715 miliar, dan pada 2026 naik lagi menjadi US$ 4,070 miliar.

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar