Andalan Startup AS yang Kini Bangkrut, Ini Profil Silicon Valley Bank

Senin, 13/03/2023 12:20 WIB
Andalan Startup AS yang Kini Bangkrut, Ini Profil Silicon Valley Bank. (cnnindonesia.com).

Andalan Startup AS yang Kini Bangkrut, Ini Profil Silicon Valley Bank. (cnnindonesia.com).

Jakarta, law-justice.co - Pada Jumat 10 Maret 2023 lalu, Silicon Valley Bank (SVB) kolaps setelah 48 jam bank tersebut bangkrut dan mengalami krisis modal.

Salah satu faktor kebangkrutan adalah kenaikan suku bunga agresif The Fed selama setahun terakhir.

Seperti melansir cnnindonesia.com, keruntuhan SVB memicu kepanikan perusahaan modal ventura utama yang menyarankan perusahaan untuk menarik uang mereka dari bank.

Maklum, SVB merupakan bank yang berspesialisasi dalam pembiayaan startup dan berstatus bank AS terbesar ke-16 berdasarkan aset.

Kegagalan SVB menjadi yang terbesar selepas Washington Mutual bangkrut pada 2008. Saat itu, peristiwa kebangkrutan memicu krisis keuangan yang melumpuhkan perekonomian selama bertahun-tahun.

Berdiri sejak 1983, bank ini digagas oleh pengusaha Silicon Valley bernama Bob Medearis dan Bill Biggerstaff.

Mulanya, mereka mencari cara untuk melayani komunitas perusahaan rintisan alias startup di bidang teknologi, yang pada saat itu tidak memiliki akses ke pembiayaan utang dan layanan perbankan.

CEO pertama SVB adalah Roger Smith. Bob Medearis, Bill Biggerstaff, dan Roger Smith membuka kantor pertama Silicon Valley Bank di North First Street di San Jose, California, AS.

Pada awal berdirinya bank tersebut, aset perusahaan hanya berada di angka US$18 juta. Di bawah kepemimpinan Smith (1983-1992), perusahaan melayani pasar yang diabaikan industri jasa keuangan, di mana saat itu diharuskan menunjukkan aset dan laba demi dianggap layak mengajukan kredit.

SVB lantas melantai di bursa National Association of Securities Dealers Automated Quotations Stock Market (Nasdaq) pada 1987 dengan kode SIVB.

Perusahaan kemudian menyelesaikan penawaran umum perdana (IPO) setahun setelahnya.

Setelah itu, SVB membuka beberapa kantor lain di California, yakni di daerah Palo Alto dan San Jose.

Perusahaan juga membuka beberapa kantor baru di beberapa kawasan AS, seperti Atlanta, Philadelphia, Phoenix, Los Angeles, hingga San Francisco.

Dikutip dari situs resmi perusahaan, perusahaan melakukan ekspansi di AS dengan membuka 15 kantor baru sejak 1996. Hingga kini, SVB tercatat mempunyai 29 kantor internasional yang tersebar di Amerika Serikat, India, Inggris, Israel, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark, dan Swedia.

Sejak 2011, SVB dipimpin oleh Greg Becker. Di bawah kepemimpinannya, SVB menjalankan empat bisnis utama yang melayani sektor inovasi, yakni perbankan komersial global, modal ventura dan investasi kredit, perbankan swasta dan manajemen kekayaan, dan perbankan investasi.

Pada kuartal IV 2022, SVB melaporkan aset sebesar US$212 miliar setara Rp3.257 triliun (asumsi kurs Rp15.366 per dolar AS).

Sementara itu, jumlah deposito di SVB mencapai sekitar US$175,4 miliar atau setara Rp2.712 triliun.

Di lain sisi, SVB melaporkan US$74 miliar atau setara Rp1.137 triliun dalam bentuk pinjaman dan US$342 miliar atau Rp5.255 triliun lainnya merupakan dana klien.

Beberapa klien SVB, antara lain ZipRecruiter, Andreessen Horowitz, CrowdStrike, Insight Partners, Payoneer, Pivot Energy, Shopify, Source, Tableau, hingga Teladoc.

Kini, Pemerintah Amerika Serikat (AS) memutuskan melakukan bail out Silicon Valley Bank yang bangkrut. Dengan begitu, semua uang nasabah sekitar Rp2.712 triliun yang nyangkut kini bisa kembali.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen menginstruksikan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk menjamin semua uang nasabah SVB bisa diakses mulai hari ini.

Bahkan, AS menjamin uang nasabah yang tidak diasuransikan dalam kejadian bank gagal.

"Sistem perbankan AS tetap tangguh dan memiliki landasan yang kokoh, sebagian besar karena reformasi yang dilakukan setelah krisis keuangan yang memastikan perlindungan yang lebih baik untuk industri perbankan," kata regulator AS, dikutip Senin (13/3).

"Reformasi tersebut dikombinasikan dengan tindakan hari ini menunjukkan komitmen kami untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa simpanan para deposan tetap aman," sambung pernyataan tersebut.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar