Alasan Pemerintah Pilih Subsidi Motor Listrik Ketimbang Konversi (2)

Senin, 19/12/2022 10:20 WIB
Pabrik motor listrik (Medcom)

Pabrik motor listrik (Medcom)

Jakarta, law-justice.co - Pengusaha dalam hal ini PT Trimentari Niaga (BRT) menginginkan pemerintah menggelontorkan subsidi yang lebih besar untuk industri konversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) ketimbang yang direncanakan. President Director BRT Tomy Huang mengatakan seharusnya subsidi untuk sepeda motor konversi melampaui subsidi motor listrik baru.


“Harusnya terbalik ya (subsidi motor baru Rp 5 juta dan konversi Rp 8 juta),” ujar dia di booth BRT dalam acara Electric Vehicle (EV) Funday di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, dikutip Senin (19/12/2022)

Sebelumnya, pemerintah berencana menggelontorkan subsidi untuk pembelian motor listrik baru senilai Rp 8 juta. Sedangkan untuk motor yang dikonversi, subsidinya lebih kecil atau Rp 5 juta.

Tomy mengungkapkan, saat ini jumlah pengguna sepeda motor BBM sudah cukup banyak. Karena itu, mereka hanya membutuhkan konversi untuk menihilkan emisi. “Karena kan yang membunuh emisi itu yang konversi, harusnya demikian. Tapi itu kan keputusan pemerintah,” kata Tomy.

Sementara itu, bengkel SRelectric menyambut baik soal rencana pemerintah memberikan subsidi untuk konversi kendaraan listrik. Salah satu mekanik SRelectric, Anton, menjelaskan biaya konversi motor listrik masih sangat mahal.

“Kalau pemerintah mau subsidi mungkin masyarakat akan lebih tertarik pindah, untuk melakukan konversi,” ucap dia.

Sedangkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkap alasan pemerintah memberikan subsidi lebih besar untuk pembelian sepeda motor listrik baru ketimbang konversi. Menurut dia, besaran subsidi itu menyesuaikan komponennya.

"Motor baru kan semua komponennya baru, sedangkan kalau koversi sebagian itu masih pakai yang lama, seperti bodi,” ujar dia.

Arifin melanjutkan, komponen-komponen motor konversi umumnya sudah bisa dibuat di dalam negeri. Kecuali, baterai motor listrik. “Kita harap dalam beberapa waktu ke depan kita bisa mengahasilkan sendiri baterai dalam negeri,” ucap dia.

Arifin memastikan saat ini Indonesia sedang mengembangkan ekosistem baterai listrik secara mandiri. Jika semua kompenen utama sudah bisa dihasilkan sendiri, Arifin menuturkan komponen lainnya pun bakal diproduksi secara mandiri.

Sejalan dengan rencana pemberian subsidi kendaraan listrik, pemerintah akan mengakomodasi kebutuhan industri. “Kita bisalah bikin seperti Gesit itu. Kita dukung penuh 100 persen,” tutur Arifin.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar