Berkedok Pengkudusan, Pendeta di Bogor Lecehkan Sejumlah Jemaatnya

Minggu, 21/08/2022 10:55 WIB
Berkedok Pengkudusan, Pendeta di Bogor Lecehkan Sejumlah Jemaatnya. (Fajar)

Berkedok Pengkudusan, Pendeta di Bogor Lecehkan Sejumlah Jemaatnya. (Fajar)

Jakarta, law-justice.co - Baru-baru ini, jagat media sosial tengah dihebohkan dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang mengatasnamakan agama.

Pelaku diketahui adalah oknum pendeta di Bogor dan korban merupakan sejumlah jemaat gereja.

Dilansir dari unggahan seorang jurnalis di akun media sosial Twitter, @zoelfick, baru-baru ini kasus pelecehan seksual yang mengatasnamakan agama kembali terjadi.

Diketahui kejadian pelecehan oleh oknum pendeta kepada sejumlah jemaat gereja tersebut terjadi di Bogor.

Zulfikar Akbar, jurnalis yang membagikan pengakuan saksi pelecehan seksual di akun media sosial Twitter tersebut, awalnya mengaku enggan membagikan informasi mengenai kasus pelecehan yang mengatasnamakan agama ini karena terlalu sensitif.

Namun, setelah seorang saksi korban pelecehan membagikan kisahnya, kasus pelecehan oleh oknum pendeta ini kini dipublikasikan.

“Satu lagi kasus serius! Pelecehan mengatasnamakan agama, berkedok pengkudusan. Beberapa hari lalu, aku dapat info ini, tapi harus kupertimbangkan dalam² krn sgt sensitif. Syukurnya, salah satu orang dekat korban sudah angkat bicara,” tulis Zulfikar Akbar di akun media sosial Twitter pribadinya, @zoelfick pada 20 Agustus 2022.

Dalam unggahan tersebut, @zoelfick membagikan tangapan layar dari cuitan seorang yang mengaku adalah orang dekat dari korban pelecehan seksual oleh pendeta tersebut.

Dalam pengakuannya, akun bernama Yoshua Liberty Fillio tersebut mengaku bahwa beberapa teman perempuannya menjadi korban dari pelecehan seksual pelaku.

Awalnya, dirinya dan 20 siswa-siswi, mengikuti mini kutbah yang dipimpin oleh pelaku yang merupakan pendeta.

Selama kutbah, pendeta yang diinisialkan sebagai YB tersebut kadang membicarakan hal-hal yang benar dan kadang melenceng dari kebenaran agama.

Suatu ketika, pendeta tersebut mengajak para siswi untuk mengikuti pemberkatan kudus yang bertujuan untuk membersihkan mereka sebelum memasuki masa remaja dan berpacaran.

Dengan kedok pengkudusan para siswi mendapatkan pelecehan dari pendeta tersebut dengan ciuman hingga menyentuh bagian tubuh.

Selain laporan dari siswa yang menjadi orang dekat dari korban, Zulfikar Akbar, membagikan kasus yang melibatkan pelaku yang sama dalam kasus pelecehan dengan kedok pengkudusan terhadap seorang ibu.

Korban awalnya merupakan jemaat gereja. Setelah suaminya meninggal pada 2017 lalu, pendeta tersebut meminta agar korban mengikuti pengkudusan untuk membersihkan diri sejak tahun 2019.

Meskipun awalnya menolak, namun pendeta tersebut memaksa dan akhirnya melecehkan korban di kediaman korban di Taman pagelaran, Padasuka, Ciomas, Bogor.

Dalam laporan tersebut, diketahui bahwa korban telah mengadukan kasus ini namun belum menemukan titik terang.

Perkembangan kasus pelecehan dengan mengatasnamakan agama oleh seorang pendeta di Bogor ini akhirnya mandek setelah gereja tidak menindaklanjuti kasus ini sejak tahun 2021 lalu.

Melihat kasus ini sangat meresahkan dan bisa mencoreng citra agama dan pendeta, membawa kasus ini ke media sosial agar mendapatkan perhatian publik bisa menjadi cara baru agar kasus pelecehan dengan mengatasnamakan agama oleh seorang pendeta di Bogor ini bisa segera ditangani pihak berwajib.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar