Pejabat Senior Ketakutan, AS Terancam Perang dengan Rusia dan China

Selasa, 16/08/2022 06:00 WIB
Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger (Net)

Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger (Net)

New York, Amerika Serikat, law-justice.co - Amerika Serikat ketar-ketir, pejabat senior peringatkan jika kini di ambang perang dengan Rusia dan China.

Sejak penyerangan Rusia ke Ukraina, hubungan Rusia dan Amerika Serikat memang semakin merenggang.

Kini bahkan hubungan panas antara Amerika Serikat dan Rusia melibatkan China.

Apabila terus terjadi gesekan, tiga negara tersebut diprediksi dapat berpotensi mengalami konflik.

Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger memperingatkan negaranya berada `di ambang perang ` dengan Rusia dan China .

"Kami berada di ambang perang dengan Rusia dan China pada isu-isu yang sebagian kami ciptakan," kata Kissinger.

Kissinger menilai, para pemimpin Amerika sedang `kesulitan menentukan arah` dalam iklim politik saat ini.

"Saya pikir periode saat ini memiliki masalah besar dalam menentukan arah," imbuhnya.

Pasalnya, pemerintahan Joe Biden disebut telah membuat ketegangan global semakin meningkat.

Pertama, dukungan Washington terhadap Ukraina telah membuat Rusia bereaksi.

Apalagi, Amerika juga menjatuhi sederet sanksi kepada Moskow yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kedua adalah perjalanan kontroversial Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu.

Tindakan ini ditentang keras oleh pemerintah China dan dianggap sebagai pelanggaran terhadap Kebijakan Satu China -AS yang sudah berlangsung lama.

Namun, Kissinger mendesak pemerintahan Biden untuk mempertahankan status quo diplomatik.


"Kebijakan yang dilakukan oleh kedua belah pihak telah menghasilkan dan memungkinkan kemajuan Taiwan menjadi entitas demokrasi yang otonom dan telah memelihara perdamaian antara China dan AS selama 50 tahun," jelas Kissinger.

Ia lantas memberikan saran kepada Biden agar ke depan lebih berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

"Oleh karena itu, seseorang harus sangat berhati-hati dalam tindakan yang tampaknya mengubah struktur dasar," katanya.

Dunia Semakin Memanas

Jepang siap adu kekuatan dengan China, Rusia dan Korea Utara.

Belum usai perang antara Rusia dan Ukraina kini dunia tengah diguncang dengan isu perang antara Jepang dengan tiga kekuatan.

Jepang secara lantang bersiap melawan China, Rusia dan Korea Utara sekaligus.

Jepang saat ini telah meningkatkan keamanan negaranya terhadap China, Rusia, dan Korea Utara.

Bahkan Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi telah memperingatkan adanya kekhawatiran dari persaingan strategis internasional di kawasan Indo-Pasifik yang melibatkan China, Rusia, dan Korea Utara tentunya.

Diketahui bahwa beberapa kali China telah melakukan pelanggaran internasional dengan mencaplok beberapa wilayah di Asia Pasifik.

Rupanya, beberapa negara lain seperti Rusia dan Korea Utara turut membantu China dalam melakukan aksinya.


Sebagaimana dilansir dari military, Jepang telah memperingatkan adanya peningkatan ancaman keamanan yang berasal dari perang Rusia di Ukraina dan ketegangan China dengan Taiwan.

Sehingga Jepang mencoba untuk meningkatkan kemampuan militernya.

Pada Jumat (22/7/2022), Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida menyoroti perlunya pembangunan militer Jepang untuk mengatasi masalah keamanan dan berusaha untuk mendapatkan dukungan publik .

China, Rusia dan Korea Utara menjadi perhatian utama keamanan Jepang karena mengatakan kawasan Indo-Pasifik adalah pusat persaingan strategis internasional.

Persaingan strategis antar negara telah meningkat di tengah keseimbangan kekuatan global yang berubah

Dan semakin diperumit oleh faktor-faktor seperti pembangunan militer China yang luas dan cepat.

Diketahui bahwa saat ini pesawat tempur China semakin memasuki wilayah udara Taiwan.

China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayahnya sendiri untuk dianeksasi secara paksa jika perlu.

Tidak hanya itu, China yang tanpa henti berusaha untuk mengubah status quo dengan paksaan di dekat pulau Laut China Timur yang dikuasai Jepang yang disebut Senkaku, yang juga diklaim Beijing dan disebut Diaoyu.

China bertujuan untuk membangun militer kelas dunia.

Oleh karenanya, China dan Rusia meningkatkan operasi dan latihan bersama yang melibatkan kapal perang dan pesawat militer mereka di sekitar Jepang.

Namun China memberikan kritikannya pada Jepang, dengan mengatakan hal itu melebih-lebihkan ancaman militer China

Dan mencampuri kebijakan internal China dengan Taiwan, dan mengulangi klaimnya atas pulau-pulau Laut China Timur yang disengketakan.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar