Imbas Kebijakan Nol Covid China, Apple Cari Negara Lain untuk Produksi

Senin, 23/05/2022 20:20 WIB
Apple Tower (Urbandigital)

Apple Tower (Urbandigital)

Beijing, Tiongkok, law-justice.co - Apple dikabarkan berniat meningkatkan produksi mereka di luar China setelah Negeri Tirai Bambu itu memberlakukan aturan pembatasan ketat terkait pandemi Covid-19.


Diketahui, China kembali menerapkan lockdown ketat akibat peningkatan kembali kasus Corona.

Pabrik Apple di China sendiri menyuplai lebih dari 90 persen produk mereka semisal IPhone, MacBook, dan Ipad. Lockdown ketat pun disebut mengganggu produksi Apple. Kerugian Apple akibat kebijakan itu bahkan disinyalir mencapai US$8 miliar atau Rp117 triliun.

Di sisi lain, sejumlah perusahaan Barat memang berusaha melepaskan diri mereka dari China. Itu dilakukan setelah pemerintah China enggan mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Selain itu pemerintah China juga dilaporkan membuat kamp penahanan suku Uighur di Xinjiang.

Sejumlah sumber, dikutip dari Reuters yang melansir berita Wall Street Journal, mengatakan Apple Inc (AAPL.O) sudah memberi tahu beberapa perusahaan kontraknya bahwa mereka ingin meningkatkan produksi di luar China.

Dikutip dari Forbes, Apple membidik Vietnam dan India sebagai tempat memproduksi produk mereka. Akan tetapi dibanding Vietnam, pindah ke India tampak menjadi pilihan sulit untuk Apple. Pasalnya, China juga beberapa kali bersitegang dengan India.

Sejauh ini, Apple menolak menanggapi permintaan konfirmasi oleh WSJ dan Reuters terkait masalah ini.

Di sisi lain, China sepertinya tidak ambil pusing andai Apple hengkang karena masih merasa seksi di mata investor.

"Dari perspektif China, hengkangnya sejumlah pabrik dari manufaktur lokal tidak akan signifikan untuk menggoyang dominasi mereka dalam hal produksi," kata Ekonom S&P Global Ratings Vishrut Rana.

Dikutip dari CNBC, hal itu dibuktikan dengan angka investasi asing langsung ke China yang meningkat 26,1 persen ke angka US$74,47 miliar dalam empat bulan pertama tahun ini.

Jerman menjadi penyumbang angka terbesar dengan 80,4 persen. Investasi dari AS juga justru meningkat sebanyak 53,2 persen.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:
Tags:




Berita Terkait

Komentar