Singgung Jenazah Jokowi dan Utang, Ngabalin Ingatkan Eks Penasihat KPK

Selasa, 17/05/2022 06:52 WIB
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin (Jatimtimes)

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin (Jatimtimes)

Jakarta, law-justice.co - Pernyataan eks penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamhua yang menyebut jenazah Presiden Jokowi bisa ditolak bumi karena utang negara belum diunasi tak diterima oleh Ali Mochtar Ngabalin. Tenaga Ahli Utama KSP itu lantas memperingatkan Abdullah.

Ali Ngabalin kemudian menyebutnya bagian dari kelompok kadal gurun (kadrun). Ngabalin pun meminta Abdullah agar belajar menjadi manusia yang baik sebelum membahas soal agama agar tidak bertindak seperti tuhan.

“Hei, kadrun. Belajarlah menjadi manusia sebelum belajar agama agar kelak ketika engkau MENJELASKAN ttg agama kamu tetap menjadi manusia, dan tidak bertindak SEPERTI Tuhan.#WatakOtakSumgsang," tulis Ali Ngabalin melalui akun Twitter @AliNgabalinNew.

Dalam cuitan tersebut, Ali Ngabalin juga turut mengunggah foto Eks penasihat KPK Abdullah Hehamahua dengan sebuah judul artikel "Jika Jokowi Meninggal Dunia & Utang Negara belum Lunas, Eks Penasehat KPK: Jenazahnya akan Ditolak Bumi".

"Urat kebencian terhadap Pemeribtah menyebabkan mereka menjadi orang munafik seperti yang tidak mengerti agama, menyebabkan mereka menjadi hakim atas orang yang mereka benci, sungguh hati mereka penuh kebencian dan mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa" tulis akun @YASOzatulo

Sebelumnya, Ali Mochtar Ngabalin juga sempat berikan tanggapan terkait pernyataan Advokat dan Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun soal Presiden Jokowi.Menurut Ali Ngabalin, Refly Harun masih memiliki rasa sakit hati sampai menyebut Presiden Jokowi takut kalah pamor dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Ali Ngabalin menyampaikan pendapatnya ini melalui unggahan di akun media sosial Twitter @AliNgabalinNew, pada 4 Mei 2022.

"Rupanya kawan ini sakit hati banget," ujar Ali Ngabalin "Ketahuilah wahai sang Profesor tidak ada yang bisa menghancurkan besi kecuali karatnya, tidak ada yang dapat menghancurkan seseorang kecuali pola pikirnya," sambungnya.

Ali Ngabalin pun merasa pernyataan Refly Harun ini dinilai kurang tepat, hingga ia menyinggung pakar hukum itu `bersumbu pendek`. "Bagaimana mungkin ada pakar hukum seperti kamu bersumbu pendek atau small and low mindset," pungkas Ali Ngabalin.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar