Tersisa Dua Nama Macron vs Le Pen, Siapa Menangkan Pilpres Prancis?

Sabtu, 23/04/2022 19:00 WIB
Marine Le Pen dan Emmanuel Macron (Net)

Marine Le Pen dan Emmanuel Macron (Net)

Jakarta, law-justice.co - Prancis akan menggelar pemungutan suara pemilihan presiden (Pilpres) pada Minggu (24/4). Calon presiden petahana Prancis, Emmanuel Macron bersaing dengan politisi sayap kanan Marine Le Pen.


Dalam putaran pertama Macron dan Le Pen mengantongi suara terbanyak, masing-masing mendapat 27,8 persen dan 23,1 persen sehingga keduanya melaju ke putaran selanjutnya.

Dari kedua Capres itu, siapa yang diprediksi akan berhasil duduk di kursi kepresidenan Prancis?

Menurut The Independent, Macron diperkirakan akan memenangkan putaran kedua dalam pemilihan di Istana Elysee.

Berdasarkan polling Opinion Way, Macron juga diprediksi menang Pemilu dengan perolehan suara 57 persen. Sementara, Le Pen berarti kemungkinan mendapat 43 persen suara.

Senada, menurut lembaga survei, Ipsos Survey, sebanyak 57,5 persen responden akan memilih petahana, dan lawan Macron tercatat 42,5 persen.

Jajak pendapat lain dari Behavioural (BVA) memperkirakan 55,5 persen masyarakat mendukung Macron, sementara Le Pen mengantongi 44,5 persen, demikian menurut The Guardian.

Kandidat dari kubu konservatif, seperti Valerie Pecresse, Anne Hidalgo, Yannick Jadot, dan Fabien Roussel menyatakan bakal memilih Macron di putaran selanjutnya demi menghalangi kemenangan sayap kanan.

"Agar Prancis tak jatuh dalam jurang kebencian, saya mengajak kalian untuk memilih pada 24 April untuk menentang politisi sayap kanan, Marine Le Pen," ujar Hidalgo dikutip Reuters.


Kedua Capres ini sama-sama gencar menggelar kampanye jelang pemilihan umum. La Pen belakangan menjadi sorotan karena ia berencana melawan Islamisme dengan melarang penggunaan jilbab di ruang publik.


Selain itu, dalam kampanyenya, Le Pen menawarkan kebijakan konservatif soal identitas Prancis dan imigrasi.

Ia akan memprioritaskan warga Prancis untuk layanan publik, dan berencana menggelar referendum guna mengontrol imigrasi. Kebijakan itu termasuk persyaratan pengajuan penduduk yang hanya bisa dilakukan di luar Prancis.

Le Pen juga akan memotong pajak bahan bakar dan listrik menjadi 5,5 persen yang mulainya 20 persen, serta menaikkan tunjangan pensiun.

Selain itu, ia juga berjanji akan menyediakan 25 ribu penjara baru dan polisi tambahan.

"Program kami adalah program sosial karena benar-benar memperhitungkan masalah kehidupan sehari-hari, di atas semua biaya hidup," katanya dalam rapat umum terakhirnya di Perpignan, Prancis selatan, Kamis (21/4) dikutip AFP.


Soal kebijakan luar negeri, beberapa pihak menyebut Le Pen antek Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, ia justru mengatakan akan menjaga jarak dengan Moskow dan mengusulkan menarik diri dari komando militer gabungan NATO.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar