Epidemiolog: Waspadai Varian Baru Covid-19 Saat Libur Mudik

Minggu, 03/04/2022 19:54 WIB
Ilustrasi pemeriksaan kontak erat pasien kasus Omicron (kompas)

Ilustrasi pemeriksaan kontak erat pasien kasus Omicron (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyoroti kapasitas testing dan tracing Covid-19 di Indonesia yang cenderung menurun belakangan ini.

Menurutnya, perbaikan kondisi pandemi Covid-19 yang terlihat dari penurunan jumlah kasus terkonfirmasi harian, harus diimbangi dengan testing dan tracing yang masif.

"Kita masih harus sangat berhati-hati, sekali lagi karena bagaimanapun kondisi yang saat ini ada lebih banyak karena juga testing dan tracing kapasitasnya menurun. Bahwa betul ada perbaikan, iya, tapi ini terjadi di tengah support datanya yang juga menurun, dalam hal ini aspek 3T-nya," kata Dicky seperti dikutip dari Bisnis Indonesia.

Lebih lanjut Dicky juga mengingatkan pemerintah terkait keberadaan varian turunan Omicron yaitu BA.2 yang menjadi ancaman terkini di beberapa negara.

Pasalnya, varian tersebut memiliki tingkat kesakitan dan infeksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian Omicron.

Dicky juga menyebutkan bahwa keberadaan varian BA.2 di Indonesia sudah menyebar di Indonesia tetapi minim terdeteksi karena tingkat testing dan pelacakan yang rendah.

Vaksinasi Covid-19, khsususnya booster, dinilainya menjadi sangat penting untuk terus digencarkan sebagai upaya pencegahan penyebaran varian tersebut.

Dicky menegaskan, perlindungan melalui vaksinasi sangat diperlukan menjelang arus mudik lebaran, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia dan kelompok komorbid.
"Apalagi menghadapi arus mudik yang tentu akan banyak terjadi mobilitas penduduk," ujarnya.

Sementara itu, terkait pelaksanaan aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Dicky melihat di banyak tempat cenderung mengalami penurunan kedisiplinan.

Bahkan, sambungnya, ada daerah dengan PPKM Level 3 tetapi perilaku masyarakatnya sudah abai dalam menerapkan protokol kesehatan, termasuk dalam penegakkan aturannya.

"Saya melihat, ada daerah dengan PPKM level 3, tapi tidak seketat sebelumnya atau sudah seperti PPKM level 1," katanya.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, meskipun antibodinya sudah cukup kuat karena sudah mendapatkan vaksinasi primer dan booster.

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar