Alasan Garuda Ogah Naikkan Harga Tiket Meski Harga Avtur Meroket

Selasa, 29/03/2022 15:50 WIB
Garuda Indonesia (Foto:  Tweeter Garuda Indonesia)

Garuda Indonesia (Foto: Tweeter Garuda Indonesia)

Jakarta, law-justice.co - Garuda Indonesia memastikan belum menaikkan harga tiket pesawat di tengah lonjakan harga avtur yang drastis saat ini. Namun pihak manajemen maskapai plat merah mau berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan soal kenaikan harga tiket.


"Selama Kementerian Perhubungan belum melakukan perubahan apa-apa. Kami tidak menaikkan tarif," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setia Putra, dikutip dari CNBCIndonesia, Selasa (29/3/2022).

Irfan menjelaskan ada tiga hal penting yang harus diketahui, pertama komponen biaya bahan bakar mencapai 30% pada operasionalisasi pesawat, sehingga jika ada lonjakan harga avtur lebih dari 10% sudah membuat biaya bahan bakar bengkak menjadi 33%.


Kedua, saat ini posisi Garuda Indonesia selalu menetapkan harga tiket di atas maskapai lain, mendekati harga tarif batas atas tiket pesawat yang ditentukan. Namun jika harga avtur terus melonjak naik tentunya Garuda Indonesia tidak ada kemampuan menaikkan harga tiket.

"Garuda ambil posisi mendekati tarif batas atas atau mendekati. Jadi tidak punya kemampuan lagi menaikkan harga ... tapi kami berkomunikasi dengan regulator sampaikan implikasi naiknya harga avtur yang lebih dari 20% akibatnya apa ke maskapai. Maka kami ingin diskusi cara kita bersama menyelesaikan persoalan ini," kata Irfan.

Ketiga, masyarakat tentu tidak akan menerima kenaikan harga tiket pesawat ini. Namun ternyata dia berharap operator tidak disalahkan dari dampak yang ditimbulkan kenaikan dari harga minyak global ini.

"Publik diharapkan tidak men-judge negatif operator, kenaikan harga tentu menyakiti masyarakat tapi kalau dilihat publik membeli bensin saat ini juga sudah dirasakan naik. Makanya kita ingin diskusi dengan regulator dengan naiknya avtur diharapkan tidak timbul dampak signifikan terhadap masyarakat," kata Irfan.

Dari regulasi yang ada, lanjut Irfan, apabila dalam 3 bulan berturut-turut harga avtur terus naik, maka maskapai bisa mengajukan peningkatan tarif. Peningkatan tarif bisa diajukan 3 bulan sebelum ada tarif baru.

"Bagi kami kurang pas karena peningkatan tarif ini disesuaikan dengan gejolak harga avtur dunia. kita berharap bisa dikomunikasikan sebaik baiknya. Kami tidak ada keinginan harga avtur naik lalu harga tiket naik linier. Ini masih dicari caranya," kata Irfan.

Mengutip data Pertamina, harga jual avtur mengalami peningkatan di banyak bandara pada periode 15 - 31 Maret 2022. Sebagai contoh bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK), Tangerang mencatatkan harga avtur sebesar Rp 13.677 per liter untuk penerbangan domestik.

Sedangkan pada periode yang sama pada tahun 2021, harga avtur tercatat Rp 9.199 per liter. Artinya ada lonjakan sekitar 48% dari periode itu.

Namun yang perlu dicatat, harga patokan avtur di Pertamina memang selalu dievaluasi tiap dua minggu, mengikuti harga minyak global.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar