Muhammadiyah Minta Penembakan dr Sunardi oleh Densus 88 Diinvestigasi

Minggu, 13/03/2022 06:17 WIB
IDI Sukoharjo kenang dokter Sunardi yang berjiwa sosial tinggi tapi ditembak Densus 88 (hops)

IDI Sukoharjo kenang dokter Sunardi yang berjiwa sosial tinggi tapi ditembak Densus 88 (hops)

Jakarta, law-justice.co - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan bahwa berdasarkan informasi yang beredar bahwa Dokter Sunardi yang diduga ditembak mati oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror bukanlah warga persyarikatan Muhammadiyah.

"Soal dokter Sunardi. Almarhum dan keluarganya bukan warga Muhammadiyah," tegas Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu`ti lewat akun twitter pribadinya.

Namun begitu, Abdul Mu`ti menilai tindakan penambakan terhadap Almarhum Dokter Sunardi karena alasan melawan hukum patut ditindaklanjuti dengan investigasi.

"Tindakan Densus 88 yang menembak yang bersangkutan (Dokter Sunardi) dengan alasan melawan perlu ada investigasi dari pihak berwenang," kata Abdul Mu`ti.

Menurutnya, hukum harus ditegakkan bagi siapa pun. Termasuk jika itu dilakukan oleh pihak Densus 88 yang telah menembak mati almarhum Dokter Sunardi dengan alasan melawan saat hendak diamankan.

"Hukum harus ditegakkan bagi siapa saja. Kalau memang ada aparat Densus yang terbukti melanggar protap (prosedur tetap), harus diberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku," pungkasnya.

Dokter Sunardi ditengarai sebagai penasihat Amir Jemaah Islamiyah (JI) dan juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) meninggal dunia dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (9/3).

Dokter Sunardi disergap anggota Densus 88 Antiteror saat perjalanan pulang dari praktik di klinik Ponpes Ulul Albab Polokarto.

Kala itu, dia hendak pulang ke rumahnya yang berada di Kelurahan Gayam, Sukoharjo, pada Rabu (9/3) sekitar pukul 21.15 WIB.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar