Negara Lain Mengecam, Myanmar Malah Dukung Rusia Serang Ukraina

Jum'at, 25/02/2022 19:53 WIB
Junta militer Myanmar dukung Rusia serang Ukraina (wowkeren)

Junta militer Myanmar dukung Rusia serang Ukraina (wowkeren)

Jakarta, law-justice.co - Saat negara-negara dunia mengecam serangan Rusia ke Ukraina, junta militer Myanmar malah mendukungnya. Menurut junta militer Myanmar, invasi militer itu justru menunjukkan posisi Rusia sebagai kekuatan dunia.

Seperti dilansir AFP, Jumat (25/2/2022), pernyataan itu menunjukkan dukungan jelas dari junta militer Myanmar untuk Rusia yang merupakan sekutu utama dan pemasok persenjataan terbesar mereka.

Pernyataan bernada dukungan itu disampaikan junta militer Myanmar saat dunia beramai-ramai mengecam invasi militer Rusia terhadap Ukraina, yang melibatkan pengerahan tentara, tank dan serangan udara ke kota-kota Ukraina.

Junta militer Myanmar, Zaw Min Tun, menyebut bahwa militer Rusia telah `melakukan hal yang dibenarkan demi keberlanjutan kedaulatan negara mereka`.

"Rusia menunjukkan posisinya kepada dunia sebagai kekuatan dunia," sebut Zaw dalam pernyataannya yang juga dirilis dalam bahasa Rusia.

Rusia diketahui merupakan sekutu utama dan pemasok senjata bagi para jenderal militer Myanmar, dan telah berulang kali melindungi junta Myanmar dalam forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Tahun lalu, pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing bertemu dengan kepala eksportir senjata nasional Rusia, Rosoboronexport, di Moskow untuk membahas `potensi kerja sama teknis militer`.

Menurut kantor berita Rusia, TASS, Min Aung Hlaing saat itu memberitahu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa militer Myanmar telah menjadi `salah satu yang terkuat di kawasan` berkat bantuan Rusia.

Lebih dari 1.500 warga sipil tewas dalam penindakan tegas oleh junta Myanmar sejak unjuk rasa marak memprotes kudeta militer yang dilancarkan tahun lalu.

Awal pekan ini, pakar PBB menyebut Rusia dan China terus memasok persenjataan, termasuk jet tempur dan kendaraan lapis baja, kepada junta militer Myanmar.

 

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar