Eks Agen KGB, Staf Wali Kota, Kini Invasi Ukraina, Inilah Sosok Putin

Jum'at, 25/02/2022 08:37 WIB
Kartu identitas intelijen milik Vladimir Putin ditemukan di Jerman Foto: BBC World

Kartu identitas intelijen milik Vladimir Putin ditemukan di Jerman Foto: BBC World

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengerahkan tentaranya untuk menyerang Ukraina.

Saat masih muda, Putin pernah merasakan "menjadi" Uni Soviet sekaligus Jerman Timur.

Seperti melansir detik.com, Vladimir Vladimirovich Putin lahir pada 7 Oktober 1952 di Leningrad, kota yang sekarang bernama Saint Petersburg. Dia mengaku berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja.

Ayahnya bernama Vladimir Spiridonovich Putin, seorang personel keamanan. Ibunya bernama Maria Shelomova. Putin bersekolah di Leningrad.

Tahun 1970, dia belajar hukum di Universitas Leningrad sampai 1975. Dia lanjut Sekolah KGB Nomor 1 di Moskow.

"Bahkan sebelum saya selesai SMA, saya selalu ingin kerja jadi intelijen," kata Putin yang juga sempat bercita-cita jadi pelaut dan pilot.

KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti) adalah badan intelijen Uni Soviet, kurang lebih setara CIA di Amerika Serikat (CIA) atau Stasi di Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman).

Namun anehnya, Putin pernah menjadi intel KGB sekaligus Stasi, dua negara yang sama-sama komunis (dan sama-sama sudah bubar).

Dilansir Deutsche Welle dan Business Insider, Putin pernah ditugaskan selama 5 tahun di Jerman Timur.

Antara tahun 1985-1990, Putin ditempatkan di wilayah Dresden yang saat itu masuk Jerman Timur. Secara keseluruhan, Putin menjadi agen KGB selama 16 tahun dari 1975 sampai 1991 saat Soviet runtuh.

Tahun 1976, Putin meraih pangkat Letnan Pertama. Tugasnya di KGB saat itu fokus pada kontraintelijen dan memantau warga negara asing.

Intel KGB masuk Jerman Timur

Dia mendapatkan misi ke Jerman Timur setelah menjalani pelatihan di Andropov Red Banner Institute di Moskow. Putin fasih berbahasa Jerman pula.

Tahun 1985, dia berangkat ke Dresden Jerman Timur berkedok sebagai penerjemah. Saat itu dia sudah punya anak perempuan bernama Maria dari istrinya, Lyudmila (cerai 2013).

Selama di Jerman Timur, Putin berkantor di sebuah kantor intelijen lokal di Dresden. Buku biografi Putin berjudul `Mr Putin` yang ditulis Fiona Hill dan Cliff Gaddy berspekulasi bahwa misi Putin sebenarnya di Dresden adalah merekrut para pejabat top Stasi dan Partai Komunis Jerman Timur, mencuri rahasia teknologi, memantau warga negara asing yang berkunjung atau melakukan kunjungan penyamaran ke Jerman Barat.

Sedangkan menurut putin.kremlin.ru, selama bertugas di Dresden, Putin dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Kolonel dan dipromosikan ke posisi Asisten Senior untuk Kepala Departemen. Tahun 1989, Putin meraih medali perunggu dari Republik Demokratik Jerman, untuk Kesetiaan Pengabdian bagi Tentara Rakyat Nasional.

Diduga, pada saat ditugaskan di Dresden itulah, Putin memiliki kartu identitas Stasi yang ditemukan dalam kondisi terpelihara baik dalam arsip Stasi. Laporan yang dikutip BBC menyebut dengan kartu itu, Putin dapat mengakses berbagai fasilitas Stasi, namun tidak bisa melakukan tugas mata-mata untuk lembaga tersebut.

Sebagaimana tercantum pada kartu itu, akses Putin diperbarui setiap tiga bulan sekali. Tak jelas mengapa Putin meninggalkan kartu itu di Dresden.

Melalui sebuah pernyataan resmi, Badan Arsip Stasi (BStU) menyebut Putin `menerima kartu itu sehingga dia bisa menjalankan tugas KGB dengan kerja sama Stasi`. Kemungkinan, KGB dan Stasi memang bermitra sehingga bisa ada pertukaran kartu identitas semacam yang dipunyai Putin kala itu.

Jadi staf wali kota

Tahun 1991, Putin memulai karier politiknya dengan bekerja di Balai Kota Saint Petersburg. Pada tahun yang sama dia mengundurkan diri dari KBG.

Putin bekerja sebagai staf Wali Kota St Petersburg, Anatoly Sobchak. Dilansir Newsweek, Putin melihat perilaku dan pergaulan tak pantas dari keluarga Sobchak.

"Perilaku istri Sobchak, Lyudmila Narusova, dan putrinya membuat jijik Putin dan merusak tim," kata Ben Judah, penulis Fragile Empire: How Russia Fell In and Out of Love With Vladimir Putin.

Karier politiknya semakin menanjak sebelum akhirnya dia ditunjuk menjadi Direktur FSB -- pengganti KGB -- tahun 1998. Sesaat setelah itu, Presiden Federasi Rusia saat itu, Boris Yeltsin, kemudian menunjuk Putin menjadi Perdana Menteri. Saat Yeltsin mengundurkan diri pada tahun 1999, Putin menjabat sebagai Pelaksana Tugas Presiden Rusia.

Saat menjadi anak buah Boris Yeltsin, Putin juga mengamati polah keluarga Boris Yeltsin. Pengamat melihat Putin berperilaku tertutup terhadap kehidupan pribadi keluarganya karena tidak ingin dipandang seperti Boris Yeltsin dan Sobchak.

Jadi Presiden Rusia

Tahun 2000, Putin memenangkan pilpres dengan meraup 53 persen suara dan secara resmi menjabat Presiden Rusia. Berarti Putin sudah menjadi Presiden Rusia selama 22 tahun.

Putin menandatangani UU pada 5 April 2021, mengubah konstitusi negara sehingga memungkinkan dia mencalonkan diri dua masa jabatan lagi, masing-masing enam tahun. Dengan demikian, dia berksempatan berkuasa hingga 2036, atau presiden seumur hidup. Kini, usianya sudah nyari kepala tujuh.

Menyerang Ukraina

24 Februari, Putin memerintahkan operasi militer ke Ukraina. Dia hendak membela separatis di wilayah yang disebut Donbass, berisi dua wilayah daerah separatis pro-Russia, yakni Donetsk dan Luhansk. Dia berdalih melindungi warga sipil lewat operasi militer itu.

"Saya telah membuat keputusan operasi militer," katanya dalam pernyataan mengejutkan yang disiarkan televisi sesaat sebelum pukul 6 pagi waktu setempat, Kamis (24/2/2022).

Hingga kini Rusia masih menyerang Ukraina. Entah apa lagi keputusan yang bakal diambil Putin. Apakah dia bakal menghentikan operasi militer ini?

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar