Ahli IPB Sebut Luas Tutupan Hutan di Pulau Jawa Tinggal 17 persen

Jum'at, 25/02/2022 08:16 WIB
Ilustrasi hutan gundul akibat pembalakan liar (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)

Ilustrasi hutan gundul akibat pembalakan liar (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)

Jakarta, law-justice.co - Pakar dari Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, IPB University, Prof Dr Ir Muhamad Buce Saleh menyatakan bahwa menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas tutupan hutan di Pulau Jawa hingga 2020 hanya tinggal 17 persen atau turun dari 26 persen pada 1990.

"Luasan tutupan hutan Indonesia terus menurun, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera," kata Buce saat menyampaikan ringkasan orasi ilmiah kepada media massa secara virtual, Kamis (24/2).

Orasi ilmiah itu adalah bagian dari pengukuhannya sebagai salah satu guru besar tetap fakultasnya dalam sidang Dewan Guru Besar IPB University.

Buce menjelaskan, di Pulau Jawa tutupan hutan pada 1990 ada 26 persen dan pada 2020 turun menjadi 17 persen, sedangkan di Sumatra pada periode yang sama turun dari 45 persen menjadi 27 persen.

Buce pada kesempatan itu menyampaikan ringkasan orasi ilmiah berjudul `Peran Kunci Perencanaan Spasial Dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Indonesia: Teori Pengambilan Keputusan Berbasis Spasial`.

Buce menjelaskan, bahwa hutan menjadi salah satu kunci pencapaian "Sustainable Development Goals" (SDGs), tapi dalam praktek pengelolaannya muncul banyak permasalahan, seiring dengan perkembangan penduduk dan tuntutan pembangunan, dampaknya luasan hutan terus berkurang.

Buce meneliti apakah dengan terus menurunnya tutupan hutan, maka sumber daya hutan (SDH) juga menurun dan bahkan bisa punah?

Menurut dia, menjawab hal itu, tidak cukup hanya menerapkan teknologi, tapi dibutuhkan pengetahuan dari beberapa bidang ilmu, seperti ilmu sosial, ekonomi, dan politik. Buce menjelaskan, penerapan ilmu dan teknologi penginderaan jauh (remote sensing), sistem informasi geografis (SIG) dan teori pengambilan keputusan, akan sangat menunjang perencanaan spasial SDH.

Perkembangan penelitian dalam inventarisasi hutan berbasis penginderaan jauh, kata dia, telah mencapai banyak hal.

Hal itu mulai dari dari perbaikan teknik klasifikasi, degradasi hutan dan deforestasi, pendugaan parameter tegakan, estimasi kandungan karbon dan biomassa hutan, pendugaan produktivitas hutan dan pertumbuhan hutan, serta kajian segmentasi berdasarkan obyek.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar