Pria ini Teriak `Allahu Akbar` saat Coba Tikam Polisi di Paris

Selasa, 02/11/2021 20:55 WIB
Ilustrasi Polisi Paris, Perancis (Net)

Ilustrasi Polisi Paris, Perancis (Net)

Paris, Perancis, law-justice.co - Peristiwa ini terjadi di stasiun kereta Saint Lazare, Paris, pada Senin (1/11/2021) waktu setempat. Diungkapkan bahwa Polisi di salah satu stasiun kereta Paris, Prancis, menembak dan melukai seorang pria yang mencoba menikamnya dengan senjata tajam. Sebelum melakukan percobaan penikaman, pelaku sempat berteriak `Allahu Akbar.`

Menurut BFM TV dan CNews, dikutip Selasa (2/11/2021), pelaku terlihat tak menggunakan masker, yang mana membuatnya didekati oleh polisi yang berada di stasiun.

Sampai saat ini, motif kejahatan masih belum diketahui. Pihak kepolisian Prancis juga masih belum memberikan komentar terkait peristiwa ini.

Meski demikian, juru bicara kejaksaan Paris mengatakan pihaknya tengah membuka penyelidikan atas percobaan pembunuhan dan promosi terorisme.

Prancis kerap mendapatkan serangan terorisme dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2020 misalnya, penyerangan sempat terjadi di Gereja Notre Dame Basilica, Nice, Prancis. Tiga orang meregang nyawa. Satu diantaranya dipenggal oleh pelaku yang sudah ditangkap aparat setempat.

AFP melaporkan pelaku diduga kuat warga Tunisia berusia 21 tahun bernama Brahim Aouissaoui. Ia dikabarkan baru tiba di Prancis pada pekan awal bulan Oktober lalu.

Wali Kota Nice, Christian Estrosi menyebut serangan ini sebagai `serangan fasis Islam`.

"Pelaku terus mengulang "Allahu Akbar` bahkan saat diobati karena terluka akibat penangkapan," kata Estrosi.

Di tahun yang sama, guru sekolah bernama Samuel Paty dipenggal oleh ekstrimis karena mempublikasi kartun Nabi Muhammad.

Paty ditusuk kemudian kepalanya dipenggal setelah meninggalkan sekolah tempat dia mengajar sejarah dan geografi di Conflans-Sainte-Honorine, pinggiran Paris pada 16 Oktober 2020.

Di 2016, Dua remaja menyayat leher seorang pastor berusia 85 tahun di depan jemaat di gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray. Remaja berusia 19 tahun itu tewas di tangan polisi.

Kelompok ISIS mengklaim dua remaja itu merupakan bagian dari mereka yang telah diambil sumpah setianya melalui sebuah video.

Tak hanya itu, kakak beradik Muslim, Said dan Cherif Kouachi, menyerbu kantor Charlie Hebdo di Paris pada 2015. Penyerbuan ini dilakukan setelah majalah satire tersebut menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Bersenjata senapan, mereka menghabisi 12 nyawa dan melukai 11 orang lainnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar