Ironi Pegawai KPK Dipecat, Rekan Kerja Tulis `Dilarang Beresin Meja`

Jum'at, 17/09/2021 21:45 WIB

Jakarta, law-justice.co - Satu per satu pegawai KPK mulai membenahi meja kerjanya. Pegawai yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan itu tinggal menghitung hari menuju 30 September mendatang.

Terdapat 56 pegawai KPK yang akan dipecat oleh Firli Bahuri dkk. Mereka dipecat karena dinilai tak lulus TWK sebagai syarat alih status menjadi ASN.


Ita Khoiriyah atau Tata salah satunya. Ia pun sudah mulai membereskan meja kerjanya di Gedung Merah Putih KPK.


Tata sempat membagikan momen pada saat ia akan berkemas. Sempat ada cerita pada saat ia datang untuk membereskan meja kerjanya.


Ia menemukan pesan dari rekan kerjanya di meja yang biasa ditempatinya. Pesan itu tertulis `Dilarang Beresin Meja`. "Sejak menerima SK 652, saya sudah merasa kalau perlawanan ini akan panjang dan melelahkan. Sudah sejak jauh hari saya memutuskan untuk beberes meja yang pernah saya pake lebih dari 4 tahun. Melihat meja kami dibeginikan teman-teman kantor, kok tetiba jadi mewek ya," ungkap Tata melalui akun Twitter pribadinya, Jumat (17/9/2021). Ia mempersilakan cuitannya dikutip.


Masih melalui akun Twitter pribadinya, Tata sempat membagikan foto kondisi meja kerja ketika ia akan berkemas.

Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo juga menjadi salah satu pegawai yang sudah berkemas. Ia termasuk dalam daftar 56 pegawai yang akan dipecat.


Bahkan, ia sengaja datang subuh ke Gedung KPK untuk berkemas. Waktu subuh sengaja dipilihnya dengan alasan tertentu. "Agar enggak ketemu banyak teman-teman pegawai, enggak sanggup lihat air mata berjatuhan atas suka duka kenangan memberantas korupsi belasan tahun ini," kata Yudi.


Mantan juru bicara KPK Febri Diansyah menilai ada ironi dalam peristiwa ini. Para pegawai KPK yang tak lulus TWK tetap berjuang hingga akhir meski Firli Bahuri dkk tetap memutuskan untuk memecat mereka. "Kita lihat kesewenangan terjadi tanpa malu-malu. Bahkan yang seharusnya bisa berbuat, justru “lari” dari tanggungjawab," ujar Febri.


Dia pun menyebut upaya penyingkiran pegawai KPK ini tak hanya sekali dua kali terjadi. Upaya penyingkiran pegawai menurutnya telah terjadi beberapa kali, mulai dari cara halus hingga melalui teror. "Tidak banyak yang tahu, upaya penyingkiran terjadi berulang-ulang. Mulai dari janji jabatan di BUMN, kriminalisasi, fitnah, teror, hingga TWK," ungkap Febri.


Karenanya, Febri berharap pemecatan ini tidak menjadi jalan akhir bagi mereka. Mengingat perjuangan mereka hingga saat ini terbilang luar biasa. "Sedih, ya. Muak, ya. Marah, ya. campur aduk! Tapi saya paham, kita pamit dengan kepala tegak. Setelah dengan sehormat-hormatnya melawan. Dan kita juga mengerti, perjuangan memberantas korupsi sama sekali belum selesai," kata Febri.


"Kita akan berjalan terus, teman-teman. Dan, kita akan kembali. merebutnya!" tutupnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar