Pasukan TNI-Polri Klaim Berhasil Kuasai Markas KKB di Puncak Papua

Rabu, 18/08/2021 09:58 WIB
Ilustrasi operasi gabungan TNI-Polri di Papua (Puspen TNI)

Ilustrasi operasi gabungan TNI-Polri di Papua (Puspen TNI)

Jakarta, law-justice.co - Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi mengaku telah berhasil menguasai satu markas kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Goliat Tabuni di wilayah Puncak, Papua pada Senin (16/8) lalu.

Aparat TNI-Polri menguasai markas itu setelah melakukan penggerebekan sekitar pukul 15.40 WIT. Dalam peristiwa ini aparat mengklaim berhasil menembak seorang anggota KKB tertembak.

"Berhasil menembak 1 KKB hingga lari bersama rekan-rekannya ke dalam hutan," kata Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan, Rabu (18/8).

Dia menjelaskan keberadaan markas KKB tersebut terlacak oleh patroli drone di sekitar Kampung Welenggaru, Distrik Gome Utara, Kabupaten Puncak yang dipimpin oleh tim Satgas dari TNI.

Setidaknya, ditemukan sekitar tiga orang yang diduga KKB bersembunyi di markas tersebut. Mereka disebut Kamal kabur ke dalam honai setelah terlacak drone.

"Ketiganya melakukan tembakan ke tim Cakra," kata Kamal.

Setelah terlibat kontak tembak, anggota kelompok separatis bersenjata itu kabur ke hutan. Aparat langsung menguasai markas dan melakukan penggeledahan.

"Berhasil diamankan satu pucuk laras panjang jenis M16," katanya.

Saat ini Satgas masih melakukan penyelidikan terkait kelompok yang bermarkas di wilayah tersebut. Patroli juga digelar agar aktivitas masyarakat di Distrik Gome berjalan kondusif dan lancar.

"Para komandan satuan menginstruksikan kepada seluruh anggotanya agar melaksanakan Siaga di Pos Masing-masing untuk menghindari gangguan keamanan di wilayah Ilaga Kompleks pasca kontak tembak," tukas dia.

Sebelumnya, peristiwa kontak tembak di wilayah Distrik Gome pada Senin (16/8), juga telah dikonfirmasi pihak KKB.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom mengatakan seorang anggota TNI meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka.

Menurutnya, kontak tembak dipicu oleh pemantauan dan pengepungan yang dilakukan oleh pasukan TNI-Polri pada Minggu (15/8) tengah malam.

"Pemantauan anggota tercium dan akhirnya kontak senjata dilakukan dari pukul 11-12 siang," kata Sebby.

Namun hal itu dibantah Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Arm Reza Nur Patria. Dia mengatakan terdapat satu prajurit yang tertembak.

Kemudian, prajurit itu telah dibawa ke Kabupaten Mimika untuk mendapat perawatan.

"Kondisi korban saat ini dalam keadaan sadar," kata Reza.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar