Tegas! PM India Copot 12 Menteri karena Tak Becus Respons Pandemi

Kamis, 08/07/2021 18:02 WIB
PM India Narendra Modi. (Foto: Indian Express).

PM India Narendra Modi. (Foto: Indian Express).

law-justice.co - Perdana Menteri India Narendra Modi mencopot 12 menterinya karena dinilai tidak becus merespons pandemi. Sebagai gantinya, ia mengganti belasan menterinya itu dengan sosok-sosok muda. Ia ingin kinerja pemerintahannya lebih cepat dan cermat menanggulangi wabah yang menewaskan jutaan penduduk Indonesia.

Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (8/7/2021), mereka yang dipaksa mundur dari jabatan menterinya adalah oleh Modi meliputi Menteri Kesehatan Harsh Vardhan, Menteri Pendidikan Ramesh Pokhriyal Nishank, Menteri Informasi Teknologi Ravi Shankar Prasad, dan Menteri Lingkungan Hidup Prakash Javedekar. Beberapa dari mereka adalah figur yang bermasalah.

Menteri dengan kesalahan paling fatal adalah Harsh Vardhan. Menteri Kesehatan India ini dinilai lengah saat gelombang kedua meledak di India dan berujung tewasnya ratusan ribu manusia dalam sehari.

Salah satu contoh lengahnya Vardhan adalah ia tidak memperingatkan bahaya festival Gangga di mana ribuan warga berkumpul tanpa menjaga jarak dan masker.

"Dalam satu kibasan, mayoritas menteri senior hilang. Lewat penggantian itu, Pemerintah India mengakui bahwa selama ini mereka gagal menangani pandemi COVID-19 dengan baik," kata analis politik Nilanjan Mukhopadhyay.

Selain Vardhan, menteri yang juga bermasalah adalah Menteri Informasi Teknologi Ravi Shankar Prasad. Ia terlibat dalam tweet war di Twitter ketika membela regulasi internet terbaru India di mana pemerintah memiliki peran lebih dalam mengkurasi konten di medsos.

Total, ada 15 menteri baru dan 28 menteri muda yang dilantik oleh Pemerintahan Modi pada Rabu kemarin. Dan mereka efektif bekerja mulai Juli ini.

Kinerja kabinet baru ini akan menentukan performa partai Narendra Modi (Bharatiya Janata) saat Pemilu Legislatif di negara-negara bagian penting tahun depan. Beberapa di antaranya adalah Uttar Pradesh, Goa, Manipur, Punjab, dan Uttarakhand. Jika gagal juga seperti pemilu pada April lalu, bakal menjadi kabar buruk untuk pemilu nasional pada 2024 nanti.

Pandemi COVID-19 di India masih tergolong berbahaya. Angka kasus per hari bisa mencapai lebih dari 40 ribu. Namun, hal itu sudah turun jauh dari puncaknya pada Mei lalu yang bisa mencapai 412 ribu. Beberapa langkah India adalah menggenjot vaksinasi dan memparbanyak suplai oksigen bantuan untuk warga.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar