Khawatir Banyak Orang Tewas, Paus Minta Konflik Jalur Gaza Dihentikan

Minggu, 16/05/2021 23:00 WIB
Paus Fransiskus (Sindo)

Paus Fransiskus (Sindo)

Vatikan, law-justice.co - Pemimpin Gereja Katolik Roma Vatikan, Paus Fransiskus menyatakan bentrokan antara aparat keamanan Israel dan warga Palestina di Yerusalem yang telah menewaskan lebih dari 100 orang merupakan peristiwa mengerikan dan tidak dapat dibenarkan.


Menurutnya, bentrokan tersebut pun berpotensi menjurus ke arah yang lebih buruk dan menyebabkan lebih banyak korban tewas.

"Pada hari-hari ini, bentrokan bersenjata yang kejam antara Jalur Gaza dan Israel telah mengambil alih, dan berisiko merosot menjadi spiral kematian dan kehancuran," kata Paus sebagaimana dikutip dari AFP, Minggu (16/5/2021).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa Israel dan Palestina harus segera menghentikan pertempuran yang terjadi dan melanjutkan pembicaraan jelang pertemuan darurat dengan sejumlah negara di Uni Eropa pada pekan ini.

Menurutnya, bentrokan itu berpotensi menyebabkan sebuah peristiwa yang tidak terduga. Ia pun berkata, potensi tersebut harus dicegah.

"Apa yang dibutuhkan sekarang adalah mengakhiri serangan roket, mengakhiri kekerasan, dan kembali ke pembicaraan antara Israel dan Palestina dan tentang solusi dua negara," kata Maas.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dan membahas langkah yang bisa dilakukan Uni Eropa untuk mengakhiri bentrokan antara Israel dan Palestina.

Borrell mengatakan Uni Eropa telah melakukan upaya diplomatik yang intens untuk mencoba membantu meredakan konflik dengan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Israel dan Palestina, serta para diplomat dari negara-negara tetangga.

"Prioritas dan pesan UE dalam konteks ini tetap jelas, kekerasan harus diakhiri sekarang," katanya.

Serangan udara dari Israel di Gaza terjadi sejak Senin (10/5). Secara total, serangan itu telah menewaskan 145 orang termasuk 41 anak-anak dan melukai 1.100 orang lainnya.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar