Epidemiolog Minta Pemerintah Tutup Perbatasan Selama 3 Bulan

Sabtu, 15/05/2021 09:21 WIB
Epidemiolog Dicky Budiman minta pemerintah tutp perbatasan selama 3 bulan untuk antisipasi tsunami Covid-19 (Tribunnews)

Epidemiolog Dicky Budiman minta pemerintah tutp perbatasan selama 3 bulan untuk antisipasi tsunami Covid-19 (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Beberapa negara sudah mulai dihantam tsunami Covid-19 akibat mutasi virus baru. Indonesia diharapkan segera menyiapkan langkah untuk mencegahnya, apalagi akhir-akhir ini pemerintah malah menerima kedatangan warga negara asing seperti China dan beebrapa negara lainnya.

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menekankan kepada pemerintah agar bisa mengantisipasi ancaman masuknya impor case dengan varian baru Covid-19. "Apalagi dalam situasi di mana sebetulnya secara global trennya sedang memburuk dan mengkhawatirkan, dan memerlukan peningkatan respon termasuk kewaspadaan, termasuk didalamnya penguatan," ujar Dicky, Sabtu (15/5/2021).

Menurut Dicky, pembatasan jumlah orang asing yang masuk orang maupun screening di pintu masuk negara tida boleh dilonggarkan dalam situasi sekarang ini. Sehingga pemerintah harus sangat selektif dalam menentukan kebijakan buka pintu masuk bagi warga negara asing.

"Karena kalau untuk situasi saat ini tentu prioritas diarahkan pertama dalam pengendalian di dalam negeri, dengan penguatan 3T, 5M dan vaskinasi, dengan startegi komunikasi yang tepat," tuturnya.

Kemudian, Dicky juga meinta agar di pintu masuk negara langkah penecegahan kasus impor harus diperkuat. Yaitu, kebijakannya adalah dengan memperpanjang waktu penjegalan WNA masuk dari negara-negara yang mengkhawatirkan.

"Membatasi masuk dulu. Menurut saya 1-3 bulan ke depan kita konsentrasi dulu. Karena situasi di dalam negeri sedang masih mengkhawatirkan, termasuk di kawasan," tutupnya.

Saat ini, telah masuk pesawat Xiamen Airlines dengan nomor penerbangan MF855 dari Fuzhou, China, yang mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis 13 Mei 2021, sekitar pukul 12.20 WIB.

Pesawat tersebut mengangkut 114 penumpang, 110 orang diantaranya adalah WNA asal China. Kabarnya, 110 WNA China yang masuk di hari Lebaran pertama tersebut saat ini tengah menjalani karantina di wisma ataupun di hotel yang telah ditunjuk Satgas Gugus TNI yang berada di dalam Satgas Penanganan Covid-19.

Dari catatan, beberapa hari sebelum lebaran, rombongan WNA asal Cina juga tercatat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka menumpangi pesawat Sriwijaya Airlines dengan nomor penerbangan SJ-3185 dari Hangzhou, Cina, yang membawa 149 penumpang pada 12 Mei 2021, pukul 23.37.

Seluruh penumpang WNA Cina ini datang secara mandiri dan melakukan karantina di Wisma ataupun di Hotel yg telah ditunjuk Satgas Covid-19 dengan perincian: 31 orang di Holiday Inn Gajah Mada, Grand Sahid Jaya 36 orang, Mercure Jakarta Batavia 82 orang.

Pada 11 Mei atau H-1 Lebaran, pesawat China Southern Airlines dengan nomor penerbangan CZ-835 dari Shenzen, Cina, yang mengangkut 103 penumpang mendarat pukul 16.33.

Sebanyak 101 WNA asal Cina dan 1 WNA asal Ceko melakukan karantina sejumlah wisma dan hotel, yaitu: Hotel Shangrilla 3 orang, Holiday Inn Gajah Mada 1 orang, Holiday Inn Pluit 1 orang, Grand Sahid Jaya 44 orang dan Mercure Jakarta Batavia 54 orang.

Pada Senin 10 Mei 2021 atau H-2 Lebaran 2 penerbangan dari Cina juga mendarat di Soekarno-Hatta yaitu pesawat Garuda Indonesia GA 8990 dari Guangzhou yang mengangkut 94 penumpang dan pesawat Lion Air JT2618 dari Wuhan mengangkut 66 penumpang.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar